Harga minyak mentah global melemah pada pekan kemarin. Penurunan terjadi setelah minyak menyentuh level tertingginya dalam beberapa tahun pada Senin (25/10) lalu.
Mengutip Antara pada Senin (1/11) ini, harga minyak jenis WTI untuk kontrak pengiriman Desember turun 0,2 persen. Sementara minyak Brent melemah 1,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak sempat mendapatkan angin segar pada akhir perdagangan Jumat (29/10) lalu sehingga berbalik positif setelah menurun di awal sesi. Penguatan ditopang ekspektasi pasar bahwa OPEC+ akan mempertahankan pengurangan produksi.
Lihat Juga : |
Akibat sentimen itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember menguat 6 sen ke level US$84,38 per barel. Sementara itu, minyak WTI untuk pengiriman Desember naik 76 sen atau 0,9 persen ke level US$83,57 per barel.
Tapi, penguatan tak bisa menghindarkan minyak dari pelemahan harga sepekan. Apalagi, minyak masih dibayangi oleh aksi ambil untung yang dilakukan pasar akibat penguatan harga yang terjadi belakangan ini.
Akibat aksi itu, harga minyak tertekan sejak Rabu (27/10). Tekanan bertambah setelah laporan menunjukkan stok minyak mentah AS naik 4,3 juta barel dalam minggu terakhir.
Selain itu, minyak juga mendapatkan sentimen negatif dari Iran yang bersedia menghidupkan kembali kesepakatan internasional tentang program nuklirnya mulai akhir November ini.
Kesepakatan, membawa Iran selangkah lebih dekat untuk meningkatkan ekspor minyak.
"Peningkatan tajam dalam stok minyak mentah AS dan ekspektasi dilanjutkannya pembicaraan nuklir dengan Iran untuk sementara meredakan kekhawatiran tentang pasokan sampai batas tertentu, yang menyebabkan aksi ambil untung," analis energi di Commerzbank Research Carsten Fritsch.
Sekarang, perhatian pasar sedang menunggu pertemuan OPEC+ minggu depan yang akan membahas rencananya produksi minyak mentah.
Lihat Juga : |