Rupiah Perkasa ke Rp14.250 Antisipasi Kebijakan Bank Sentral Global

CNN Indonesia
Selasa, 02 Nov 2021 16:11 WIB
Nilai tukar rupiah menguat 0,17 persen ke Rp14.250 per dolar AS pada perdagangan Selasa (2/11) sore.
Nilai tukar rupiah menguat 0,17 persen ke Rp14.250 per dolar AS pada perdagangan Selasa (2/11) sore. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.250 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (2/11) sore. Posisi ini menguat 124 poin atau 0,17 persen dari Rp14.274 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.261 per dolar AS atau menguat dari sebelumnya, yakni Rp14.235 per dolar AS.

Sementara, mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak menguat terhadap dolar AS. Rinciannya, peso Filipina menguat 0,31 persen, ringgit Malaysia menguat 0,07 persen, won Korea Selatan menguat 0,16 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, yen Jepang menguat 0,36 persen, rupee India menguat 0,13 persen, dan dolar Singapura menguat 0,08 persen.

Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju tunduk di hadapan dolar AS. Euro Eropa melemah 0,05 persen, poundsterling Inggris melemah 0,07 persen, franc Swiss melemah 0,14 persen, dolar Australia melemah 0,73 persen, dan dolar Kanada melemah 0,22 persen.

Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar sedang menanti keputusan sejumlah bank sentral utama terkait kebijakan suku bunga mereka.

Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga acuan di level 0,1 persen pada November 2021. Sementara, bank sentral AS baru akan mengumumkan kebijakan terbarunya besok.

"The Fed menghadapi tantangan kenaikan harga dan upah pada level tertinggi selama beberapa dekade," kata Ibrahim dalam risetnya.

Selanjutnya, Bank of England akan mengumumkan kebijakannya pada Kamis (4/11) mendatang. Saat ini, investor sedang mempertimbangkan potensi bank sentral mengumumkan kenaikan suku bunga pertama sejak awal pandemi.

Dari internal, Ibrahim mengatakan pasar merespons positif data PMI Indonesia yang kembali mencapai rekor tertinggi menjadi 57,2 pada Oktober 2021. Angkanya naik dari posisi September yang berada di level 52,2 dan Agustus 43,7.

"Angka tersebut menggambarkan kondisi usaha yang terus membaik di seluruh sektor manufaktur di Indonesia," jelas Ibrahim.

[Gambas:Video CNN]



(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER