Laporan TV Al Arabiya Tekan Harga Minyak Dunia

CNN Indonesia
Jumat, 05 Nov 2021 07:30 WIB
Harga minyak dunia melemah pada Jumat (5/11) pagi usai Televisi Al Arabiya melaporkan pasokan minyak Arab Saudi akan mencapai 10 juta barel pada Desember 2021.
Harga minyak dunia melemah pada Jumat (5/11) pagi usai Televisi Al Arabiya melaporkan pasokan minyak Arab Saudi akan mencapai 10 juta barel pada Desember 2021. Ilustrasi. ( iStock/ozgurdonmaz).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Kamis (4/11) sore waktu AS atau Jumat (5/11) pagi WIB.

Mengutip Antara, Jumat (5/11), harga minyak mentah Brent turun US$1,45 atau 1,8 persen ke level US$80,54 per barel. Sebelumnya, Brent sempat naik ke level US$84,49 per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS jatuh US$2,05 atau 2,5 persen ke level US$78,81 per barel. Dengan pelemahan itu, Brent dan WTI telah anjlok sekitar 5 persen dan 6 persen sejak penutupan perdagangan Selasa (2/11) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelemahan terjadi setelah  TV milik pemerintah Arab Saudi TV Al Arabiya melaporkan pasokan minyak dari negara itu akan mencapai 10 juta barel per hari pada Desember nanti.

Laporan yang muncul di tengah kesepakatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) lainnya dan sekutunya, tetap berpegang pada peningkatan produksi minyak sebesar 400 ribu barel per hari itu telah memberikan tekanan hebat pada harga minyak.

Apalagi di tengah kabar itu, minyak dibayangi perlambatan konsumsi.

"Stok minyak akan mengalami peningkatan luar biasa pada akhir 2021 dan awal 2022 karena konsumsi yang melambat," kata Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, Kamis (4/11).

Direktur Energi Berjangka di Mizuho Bob Yawger mengatakan minyak juga mendapatkan tekanan hebat dari aksi ambil untung yang dilakukan pasar. Aksi ambil untung diambil setelah AS mendesak negara penghasil minyak meningkatkan produksi demi menahan kenaikan harga. 

"Mereka lebih suka membukukan keuntungan daripada terlihat terbakar oleh setiap seruan Presiden AS Joe Biden pada negara penghasil minyak," kata Yawger.

[Gambas:Video CNN]



(antara/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER