Harga Minyak Suam-suam Kuku Usai Investor Kritisi Pasokan

CNN Indonesia
Selasa, 16 Nov 2021 06:42 WIB
Harga minyak bergerak bervariasi usai investor mengkritisi pasokan di tengah kekhawatiran penurunan permintaan akibat lonjakan kasus covid-19.
Harga minyak bergerak bervariasi usai investor mengkritisi pasokan di tengah kekhawatiran penurunan permintaan akibat lonjakan kasus covid-19. Ilustrasi kilang minyak. (Dok. Pertamina).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia suam-suam kuku bergerak bervariasi pada perdagangan Senin (15/11) waktu AS, karena investor mengkritisi pasokan minyak mentah. Investor bertanya-tanya soal permintaan yang mungkin tertekan oleh lonjakan harga energi dan meningkatnya kasus covid-19.

Walhasil, harga minyak mentah Brent pengiriman Januari turun 12 sen atau 0,15 persen menjadi US$82,05 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember naik 9 sen atau 0,1 persen menjadi US$80,88 per barel.

John Kilduff, Mitra di Again Capital LLC New York, AS, mengatakan pada awal perdagangan, pasar minyak tadinya sempat memperhitungkan spekulasi bahwa Pemerintah Presiden Joe Biden mampu mengalahkan harga yang tinggi dengan melepas cadangan minyak AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, pasar skeptis, sehingga harga minyak mentah AS justru merangkak naik. "Pasar telah memperkirakan harga terlalu agresif, sehingga melepas SPR (cadangan minyak strategis AS) akan terjadi," ujarnya dilansir Antara, Selasa (16/11).

Di sisi lain, dolar AS gagah perkasa mencapai level tertingginya dalam 16 bulan terakhir. Penguatan dolar AS terjadi terhadap mata uang utama lainnya dikarenakan investor khawatir tentang ekonomi global.

Akibatnya, harga minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Sementara itu, Rystad Energy melihat indikasi permintaan minyak mentah mungkin melambat karena kenaikan kasus covid-19 di AS dan Eropa, termasuk laju inflasi di sejumlah negara.

Walaupun, negara-negara penghasil minyak, OPEC, telah memangkas permintaan minyak dunia untuk kuartal keempat hingga 330 ribu barel per hari.

"Pasar tidak khawatir dengan pasokan. Pedagang justru fokus pada dua faktor, yakni pasokan melimpah dan kasus covid-19 yang meningkat akan menekan permintaan," terang Analis Pasar Rystad Energy Louise Dickson.

[Gambas:Video CNN]



(bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER