Saham Alibaba terjun bebas hingga 10,3 persen di bursa efek Hong Kong. Penurunan saham perusahaan e-commerce besutan Jack Ma ini terparah sejak Alibaba melantai pertama kali November 2019 lalu.
Dilansir CNN Business, Jumat (19/11), penurunan saham berkode BABA itu berakibat pada menguapnya 314 miliar dolar Hong Kong atau setara US$40 miliar nilai pasar perusahaan.
Sehari sebelumnya, saham Alibaba di New York, AS, juga merosot 11 persen setelah perusahaan melaporkan kinerja penjualan yang kurang menggembirakan pada kuartal III 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Bursa Wall Street berharap Alibaba mampu mencetak pertumbuhan mengilap. Alih-alih bertumbuh, laba per saham malah rontok 38 persen dibandingkan tahun lalu dan berada di bawah proyeksi tahun ini.
Maklumlah, Alibaba bersama raksasa teknologi China lainnya China Tencent, Baidu, dan pemilik TikTok ByteDance menjadi sasaran empuk peraturan baru Pemerintah China yang memperketat aturan bisnis anti monopoli.
April 2021 lalu, regulator setempat bahkan memberi sanksi denda US$2,8 miliar bagi Alibaba karena dituding melakukan monopoli. Meituan, Tencent, Pinduoduo, dan beberapa perusahaan teknologi lainnya juga diselidiki dan dikenakan denda karena melakukan praktik usaha tidak sehat.
Pun demikian, Ketua dan CEO Alibaba Daniel Zhang mengklaim berhasil membukukan kenaikan pendapatan, terutama di bisnis komputasi awan lewat Alibaba Cloud. "Alibaba terus berinvestasi dan akan tumbuh berkelanjutan di masa depan," tulisnya.