CT soal Marak Pinjol Ilegal: Kalau Masyarakat Makmur, Tak Ada

CNN Indonesia
Kamis, 02 Des 2021 14:27 WIB
Chairul Tanjung mengatakan pinjaman online (pinjol) ilegal tak akan ada jika ekonomi masyarakat makmur. (CNBCIndonesia/Muhammad Sabki).
Jakarta, CNN Indonesia --

CEO Trans Corp Chairul Tanjung mengatakan pinjaman online (pinjol) ilegal marak beroperasi lantaran ekonomi di dalam negeri belum makmur. Jika ekonomi masyarakat stabil, maka tak akan ada pinjol ilegal di Indonesia.

"Pinjol terjadi karena ekonomi, kalau ekonomi masyarakat makmur maka tidak akan ada pinjol ilegal," ungkap Chairul dalam Diskusi Transmedia Institute, Kamis (2/12).

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengatakan bunga pinjol ilegal terbilang tinggi. Bahkan, hampir sama dengan rentenir.

"Karena pinjol ilegal bunga tinggi, tidak ada beda dengan rentenir," jelas Chairul.

Di sisi lain, ia juga membahas mengenai ekonomi syariah yang tingkat kemajuannya lebih cepat ketimbang ekonomi konvensional. Hal itu jika dihitung secara persentase.

"Tapi karena dasarnya angkanya rendah, jadi volume ekonomi syariah tetap masih jauh daripada ekonomi konvensional," katanya.

Jika ekonomi syariah maju, sambung Chairul, maka otomatis kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Dengan demikian, mereka yang menggunakan pinjol ilegal bisa berkurang.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bank syariah sendiri masih sulit berkompetisi dengan bank konvensional. Sebab, beban bunga bank syariah lebih tinggi lima persen dibandingkan bank konvensional.

"Untuk supaya bank saat ini kompetitif sedang cari beban-beban bank yang lebih besar daripada konvensional. Ada sekitar lima persen, coba kami turunkan," ungkap Ma'ruf.

Ia mengatakan beberapa unsur yang membebani bank syariah sudah dikonsolidasikan dengan Kementerian Keuangan. Namun, Ma'ruf yang menyebut secara pasti apa saja faktor-faktor yang membuat beban bank syariah lebih tinggi dibandingkan konvensional.

"Sudah ditemukan unsur-unsur (yang membuat beban bank syariah lebih tinggi dibandingkan bank konvensional), kami sudah konsolidasi dengan pihak Kementerian Keuangan dan perpajakan," jelas Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, rata-rata bank syariah jauh lebih kecil dibandingkan bank konvensional. Dengan demikian, biaya operasionalnya tinggi.

"Bank (syariah) itu banyak masih kecil-kecil, akibatnya bebannya itu biaya operasi tinggi karena dia kecil," ujar Ma'ruf.

Untuk itu, Ma'ruf mengatakan bank syariah harus diperbesar. Salah satu contohnya dengan menggabungkan atau merger tiga anak usaha bank pelat merah, yakni PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah.

Secara keseluruhan, Ma'ruf mengatakan aset syariah meningkat 17,3 persen pada September 2022. Sementara, literasi keuangan syariah naik menjadi 20,1 persen pada tahun ini dari sebelumnya yang sebesar 16,3 persen.

"Kenaikan ini perlu disyukuri, tapi masih jauh. Masih harus dorong karena baru 20,1 persen," tutup Ma'ruf.

(aud/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK