Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 45,31 poin atau 0,69 persen ke 6.538 pada akhir perdagangan Jumat (3/12) pekan lalu. Investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell senilai Rp545,13 miliar.
Sementara itu, dalam sepekan indeks mengalami penurunan sebanyak 3 kali dan naik sebanyak dua kali, sehingga performa indeks masih melemah hingga minus 0,35 persen dalam seminggu terakhir.
Dikutip dari situs IDX, Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono mengatakan pekan lalu indeks ditutup bervariasi. Walau masih alami penurunan, rata-rata volume transaksi harian indeks justru naik hingga dari 5,11 miliar saham menjadi 22,99 miliar saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga naik hingga 5,74 persen dari Rp14,47 triliun menjadi Rp15,30 triliun. IHSG selama sepekan turun 2,36 persen dan menduduki posisi 6.538 dari 6.561 atau turun 0,35. Sementara investor asing juga membukukan beli bersih sepanjang tahun sebesar Rp35,47 triliun.
"Sedangkan, kapitalisasi pasar bursa mengalami perubahan 0,30 persen menjadi Rp8.098,623 triliun dari Rp8.123,099 triliun pada penutupan pekan lalu," tulis Yulianto dalam keterangan resmi, Jumat (3/12).
Pengamat Pasar Modal Riska Afriani mengatakan dalam sepekan ke depan indeks akan alami penguatan dalam ruang yang terbatas. Ini diperkirakan disebabkan oleh sentimen luar negeri yang ramai terjadi saat ini.
"Sentimen terbesar masih berasal dari tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) dan penyebaran virus omicron," kata Riska kepada CNNIndonesia.com, Minggu (5/12).
Inflasi yang kini terjadi di Amerika Serikat diklaim sebagai yang terbesar dalam 30 tahun sejarah keuangannya. Tercatat, nilainya sudah menembus 6 persen. Hal ini membuat investor cenderung bersikap hati-hati dan beralih ke aset yang lebih aman.
Akibat inflasi AS, indeks dalam negeri juga alami guncangan. Pasalnya tingginya inflasi akan menimbulkan kebijakan yang baru di setiap negara. Nilai tukar rupiah juga dinilai alami pelemahan dalam beberapa waktu terakhir.
Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) juga membuat kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal ini membuat pelaku pasar asing lebih cenderung menarik dana dari bursa saham Tanah Air.
Ia pun mengklaim bahwa masa-masa seperti ini membuat investor enggan melakukan transaksi, sebab investor dinilai relatif tidak menyukai ketidakpastian.
Dalam situasi seperti ini, Riska menyarankan agar investor melakukan average down terhadap saham yang potensial. Ia menilai penurunan IHSG sudah terjadi pada tahun lalu, sehingga investor diminta untuk tidak panik.
Riska justru melihat potensi IHSG ke depan akan berbalik arah, setelah penyebaran virus covid-19 terkendali. Ia pun mengatakan IHSG akan kembali bangkit apabila pertumbuhan ekonomi dalam negeri semakin baik.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Ia pun merekomendasikan sejumlah saham untuk dimiliki dalam jangka panjang seperti PT Unilever Indonesia Tbk atau UNVR dengan target price di 5.300. Pekan lalu, UNVR ditutup melemah 1,63 persen di 4.220 dan minus 10,21 persen dalam sepekan.
Sementara, saham yang patut dikoleksi dalam jangka menengah seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SMGR dengan target price di 8.900. Saat ini SMGR ditutup melemah 2,17 persen dan bertengger di posisi 7.900.
Pekan lalu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BBTN ditutup menguat 1,46 persen ke 1.735. Kini, BBTN direkomendasikan untuk dimiliki dalam jangka menengah dengan target di 2.250.
PT Astra International Tbk atau ASII yang ditargetkan dalam jangka menengah berada di posisi 6.800. Pekan lalu, ASII ditutup melemah 1,71 persen dan mendiami posisi 5.750.
Terakhir, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI yang ditutup melemah 0,71 persen pada pekan lalu. Kini, BBRI ditargetkan berada di posisi 4.750 dalam jangka menengah.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan indeks akan alami pelemahan apabila penyebaran covid-19 varian terbaru semakin merebak. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan pembatasan aktivitas ekonomi dan berdampak negatif pada indeks dalam negeri.
"Inflasi Amerika Serikat, saat ini, diperkirakan akan tinggi dan harus diredam oleh The Fed dengan tapering, tapi jika inflasinya lebih parah dari perkiraan The Fed bisa menaikkan suku bunga lebih cepat sehingga pasar saham jadi kurang diminati," ujarnya.
Dengan sepinya minat investor pasar modal, diperkirakan investor cenderung beralih ke investasi yang lebih rendah risiko seperti reksadana. "Intinya kedua-duanya (covid-19 dan inflasi) akan berdampak negatif ke IHSG," katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan pelemahan terhadap indeks juga diperkuat dengan minimnya aliran dana asing yang masuk, sehingga membuat indeks kurang bertenaga.
Dari dalam negeri, Dennies menilai putusan Mahkamah Konstitusi atas gugatan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja tidak akan terlalu mempengaruhi indeks.
Selain itu, tuntutan buruh untuk menaikkan upah minimum diklaim tidak memberikan dampak yang signifikan. "Meskipun direvisi, dinaikkan (upahnya) juga tetap saja banyak yang bekerja dengan gaji di bawah upah minimum, jadi dampaknya tidak besar," ucapnya.
Ia pun menilai ancaman buruh yang akan melakukan aksi mogok nasional pada pekan ini juga tidak akan banyak mempengaruhi indeks, sebab ancaman hanya dilakukan oleh kelompok buruh tertentu.
Dennies merekomendasikan sejumlah emiten untuk dimiliki pada pekan ini di antaranya PT Puradelta Lestari Tbk atau DMAS dengan target di 236 hingga 244. Pekan lalu, DMAS ditutup menguat 0,91 persen di 222. Ia menyarankan untuk masuk di 220 hingga 228 dan stop loss di 216.
Kemudian, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk atau MIKA ditutup melemah ke 1,26 persen ke 2.360 pada penutupan perdagangan pekan lalu. Kini MIKA direkomendasikan untuk dimiliki dengan target di 2.440 hingga 2.480. Ia menyarankan untuk masuk di 2.350 hingga 2.380 dan stop loss di 2.320.
Terakhir, PT Sarana Menara Nusantara Tbk atau TOWR ditargetkan berada di posisi 1.240 hingga 1.270. Ia menyarankan untuk masuk di 1.170 hingga 1.200 dan melakukan stop loss pada posisi 1.150.
[Gambas:Video CNN]