Membaca Waktu yang Tepat untuk Investasi Emas

CNN Indonesia
Kamis, 16 Des 2021 09:51 WIB
Pengamat menilai emas cocok dibeli saat krisis, karena harganya selalu naik saat situasi ekonomi memburuk. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Emas menjadi instrumen yang 'naik daun' selama pandemi covid-19. Masyarakat berbondong-bondong menempatkan dana atau mengalihkan investasi mereka ke aset berisiko rendah. Emas salah satu pilihannya.

Maklum, emas dianggap instrumen paling aman (safe haven) ketika dunia sedang krisis. Harganya selalu naik kalau situasi ekonomi memburuk.

Begitu juga sebaliknya, ketika dunia sedang baik-baik saja, harga emas cenderung turun atau bergerak datar. Namun, pergerakan harga emas sebenarnya tak pernah signifikan.

Kalau pun turun atau naik, rentang pergerakannya cukup terbatas. Tak ayal, emas menjadi incaran banyak investor yang ingin 'bermain aman'.

Lantas, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk membeli emas?

Pengamat Komoditas Ariston Tjendra mengatakan masyarakat sebaiknya membeli emas ketika ekonomi sedang krisis. Pasalnya, harga emas cenderung naik saat ekonomi terkontraksi.

"Untuk emas biasanya saat ekonomi global menuju atau sedang krisis. Itu saat yang bagus untuk membeli emas," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/12).

Ketika masyarakat membeli emas ketika ekonomi menuju krisis, maka asetnya berpotensi aman bahkan cenderung meningkat.

Namun, bukan berarti masyarakat tak boleh membeli emas saat ekonomi tumbuh positif. Situasi itu juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membeli emas di harga rendah. Dengan demikian, modal yang dikeluarkan untuk membeli emas tak perlu banyak-banyak.

"Saat ekonomi sedang bagus, harga emas kemungkinan mendatar dan cenderung turun. Ini mungkin peluang untuk berinvestasi emas di harga rendah," kata Ariston.

Saat ini, sambung Ariston, ada dua sentimen yang bertolak belakang. Pandemi dan potensi percepatan kebijakan tapering moneter oleh The Fed.

Pandemi membuat pertumbuhan ekonomi dunia melambat. Harga emas akan menguat ketika perekonomian global melambat.

Di sisi lain, kebijakan tapering The Fed akan membuat dolar AS menguat. Setiap mata uang Negeri Paman Sam naik, maka harga emas otomatis terkoreksi.

"Jadi sekarang mungkin pasar sedang memperhatikan keputusan The Fed. Ada risiko menekan harga emas lebih lanjut," terang Ariston.

Meski begitu, Ariston menyebut investasi emas berpotensi menguntungkan dalam jangka panjang. Dengan kata lain, mau beli saat ekonomi sedang negatif atau positif, kalau 'dikempit' untuk waktu lama, maka potensi cuan tetap akan ada.

"Investasi emas lebih baik jangka panjang karena saat ekonomi membaik, harga emas agak mendatar, jadi tunggu krisis selanjutnya. Jangka panjang dua sampai tiga tahun," imbuhnya.

Menurutnya, krisis ekonomi global selalu terjadi selang beberapa tahun dari krisis sebelumnya. Artinya, setelah krisis ekonomi akibat pandemi, maka akan ada lagi krisis baru beberapa waktu mendatang.

Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan saat ini bukan waktu yang tepat untuk membeli emas. Sebab, kekhawatiran terhadap percepatan kebijakan tapering off oleh The Fed akan menekan harga emas.

"Risk appetite masih kuat di bursa menyebabkan emas kurang dilirik investor," kata Lukman.

Selain itu, niat The Fed mengerek suku bunga acuan juga akan berdampak negatif pada harga emas. Sebab, kenaikan suku bunga acuan akan membuat dolar AS semakin perkasa terhadap sejumlah mata uang dunia.

Sekali lagi, ketika dolar AS menguat, otomatis harga emas akan melemah. Alhasil, investor tidak bisa dapat cuan dari investasi emas. "Suku bunga AS yang tinggi menurunkan minat pada emas yang tidak memberikan return (hasil)," kata Lukman.

Melihat berbagai sentimen ini, ada baiknya masyarakat menentukan lagi tujuan dalam berinvestasi. Jika untuk jangka panjang, maka tidak masalah membeli emas ketika harganya sedang berada dalam tren penurunan.

Namun, kalau untuk jangka pendek, lebih baik masyarakat melihat sentimen yang sedang terjadi saat ini. Jika negatif, ada baiknya tunda dulu membeli emas demi menghindari potensi kerugian.

(aud/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK