Saat Ritel Fashion Terpuruk Karena Pandemi, Triple Jeans Melesat

Triple Jeans | CNN Indonesia
Jumat, 31 Des 2021 16:59 WIB
Triple Jeans mencetak pertumbuhan impresif karena digitalisasi di tengah kondisi ritel fashion yang berdarah-darah sebagai imbas pandemi Covid-19.
CEO TRIPLE Jeans Yudi Ciputra. (Arsip Triple Jeans).
Jakarta, CNN Indonesia --

Triple Jeans, brand fashion nasional yang berdiri sejak 1998, mencetak pertumbuhan impresif di tengah kondisi ritel fashion yang terpuruk sebagai imbas pandemi Covid-19. Pencapaian itu terutama didukung oleh digitalisasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Hal itu dikemukakan oleh CEO TRIPLE Jeans Yudi Ciputra menanggapi kondisi yang terjadi di dunia fashion ritel. Dia menyebutkan bahwa bisnis ritel menjadi salah satu sektor yang terperosok cukup dalam akibat pandemi. Banyak dari perusahaan ritel pun mengalami kerugian, bahkan hingga gulung tikar.

Dari laporan Business of Fashion, hampir tiga perempat perusahaan fashion mengalami kerugian dan terjadi penurunan penjualan sebesar 40 persen akibat pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan analisa dari McKinsey Global Fashion Index, tingkat laba jatuh hingga 90 persen dibandingkan dengan 2019. Penjualan pelaku bisnis ritel fashion masih bergantung pada transaksi yang konvensional.

Di Indonesia sendiri, menurut Aprindo, sudah hampir 1.250-1.300 toko ritel gulung tikar. Artinya, sekitar 1-2 toko tutup setiap harinya. Dengan kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, perampingan biaya dengan menutup gerai dan merumahkan karyawan terpaksa menjadi pilihan.

Namun demikian, di saat pandemi menggempur habis-habisan bisnis fashion retail, TRIPLE Jeans mampu beradaptasi dan tetap menjalankan strategi bisnisnya.

"Di kala brand kami sedang mengalami stage of emerging growth pada 3 tahun terakhir sebelum pandemi, Covid-19 serasa memberhentikan momentum itu. Tapi di setiap masalah, pasti ada hikmah dan pembelajaran yang bisa diambil. Secara fundamental, kami beradaptasi untuk menjadi perusahaan yang lebih efisien dan agile," ucap Yudi.

Langkah efisiensi dari segala sisi pun dilakukan. Mulai dari optimalisasi performance tiap toko, perampingan stock ratio, dan supply chain yang lebih efektif. Dengan mengedepankan penggunaan Big Data dan AI, TRIPLE dapat membuat keputusan yang lebih akurat.

"Saya percaya data-driven decision making merupakan strategi yang sangat tepat untuk kita bisa bertahan di masa ini," kata CEO berumur 38 tahun ini.

Di saat pandemi, divisi Business Intelligence dan Inventory Control memegang peranan yang lebih signifikan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Keputusan tepat dalam memproduksi barang customer oriented dan pendistribusian yang cepat dan akurat.

Selain itu, TRIPLE melakukan pergeseran marketing budget yang cukup besar dari offline ke online. Strategi itu memberikan efek yang cukup signifikan pada penjualan online hingga mencapai 3x lipat dari tahun sebelumnya.

TRIPLE merupakan salah satu brand yang berkecimpung di online sejak 3 tahun yang lalu, ketika belum banyak brand offline yang berani mengambil langkah tersebut. Oleh karena itu, TRIPLE lebih siap dengan perkembangan dunia online yang perubahan nya diakselerasi adanya pandemi.

Selain itu, TRIPLE juga memiliki program TOS (Triple Online Salesforce) di mana TRIPLE memberikan kesempatan terhadap karyawan maupun orang umum yang mau berjualan TRIPLE melalui direct sales network.

Dengan program tersebut, penjualan online pun bisa memberikan kontribusi lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Lewat inovasi dan strategi digital, TRIPLE percaya untuk mendapatkan perolehan yang cukup tinggi di tahun 2022.

"Market share fashion retail beberapa tahun ini memang mengecil. Tapi jika brand tetap fokus, memiliki kemampuan beradaptasi dan berinovasi, maka brand akan bisa bertahan dan berkembang di masa sulit ini," katanya.

Dengan strategi-strategi yang telah dilakukan selama pandemi ini, TRIPLE dapat bertahan dan lebih lagi bertumbuh secara efisien dan sehat. Bahkan pada tahun ini berhasil melebarkan sayap-nya lagi dengan membuka toko baru di kota-kota besar seperti Manado, Medan dan Batam. Hasil omzet penjualan TRIPLE pada akhir 2021 menunjukkan angka growth terhadap YoY sebesar 68%.

Gion, Head of Marketing and Sales Triple Jeans, menyebutkan bahwa meskipun ritel belum 100% pulih dan kemampuan pasar belum optimal, ritel akan mendapatkan momentumnya kembali.

"Kami sebagai brand masih panjang perjalanannya, cukup banyak yang harus di improve. Dengan tim yang tepat dan solid growth trajectory dari Triple bisa menjadi brand fashion No.1 di Indonesia," katanya.

Ke depan, Triple tengah mengembangkan omni channel retail, yang merupakan integrasi antara online dan offline. "Belum ada brand offline di Indonesia yang memiliki digital presence yang kuat di dunia online, dan Triple ingin menjadi yang pertama."

Omni channel strategy mengembangkan offline stores di kota-kota besar di seluruh Indonesia, seperti flagship store TRIPLE yang berada di Tunjungan Plaza (TP) Surabaya. Lewat inisiasi-inisiasi tersebut, lanjutnya, TRIPLE terus berkreasi untuk pelanggan konsumen Indonesia.

(aor)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER