Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meneken nota kesepahaman atau MoU dengan Lotte Chemical Corporation (LCC).
Selain itu, dilakukan juga penandatanganan perjanjian kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) dengan kontraktor utamanya yaitu Lotte Engineering dan Hyundai Engineering Construction.
Penandatanganan itu dilakukan di Hotel Mulia, Jakarta, oleh Bahlil bersama Vice Chairman & CEO Lotte Group Chemical Business Sector, Kim Gyo Hyun secara virtual dari Seoul, Korea Selatan, Jumat (7/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan penandatanganan MoU ini, Bahlil memastikan PT LCI dapat merealisasikan rencana investasinya, khususnya dalam pembangunan kompleks petrokimia berupa naphtha cracker senilai US$4 miliar yang berlokasi di Kota Cilegon, Banten.
Kompleks petrokimia yang sempat tertunda empat sampai lima tahun tersebut dikenal sebagai Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project atau LINE Project.
Proyek LINE direncanakan akan mulai tahap konstruksi pada 2022 ini dan mulai beroperasi pada tahun 2025 mendatang. Target produksi proyek ini untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520.000 ton propylene, 250.000 ton polypropylene per tahun.
"Ini sudah mangkrak 4-5 tahun. Tetapi berkat kerja keras tim Lotte Chemical, Dubes Korea di Indonesia, dan Kementerian/Lembaga terkait, Krakatau Steel, BUMN, ini bisa selesai," ujar Bahlil saat penandatanganan MoU.
"Melalui investasi ini, pasti neraca perdagangan akan semakin membaik, dan ini juga akan mendatangkan devisa, serta menyediakan lapangan kerja yang maksimal," tambahnya.
Bahlil menyampaikan rencana investasi PT LCI sebesar US$4 miliar ini merupakan bagian dari total investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun yang menjadi tugas khusus yang diberikan Presiden RI Joko Widodo kepada Kementerian Investasi/BKPM untuk diselesaikan.
Bahlil menjelaskan, ke depannya pemerintah akan mendorong investasi yang berkualitas, salah satunya adalah melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi. Industrialisasi menjadi bagian terpenting dalam melahirkan produk-produk substitusi impor.
Karena itu, Bahlil memberikan apresiasi kepada PT LCI, dimana produk hilirisasi ini akan melahirkan produk substitusi impor.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, Park Tae-sung menyampaikan bahwa investasi yang dilakukan Lotte Chemical ini akan menjadi pendorong bagi mitra kerja sama lainnya untuk melakukan investasi berkelanjutan.
Dia menyebut rangkaian investasi tersebut dapat menjadi 'batu loncatan' bagi Indonesia untuk menjadi pusat industri petrokimia di kawasan ASEAN. Karenanya dia berharap Bahlil dapat terus mengawal LINE Project ini agar pembangunannya dapat berjalan dan selesai tepat waktu.
"Untuk itu, kita perlu membenahi bersama kebijakan yang dapat mendukung dan meningkatkan daya saing global. Saya juga meminta dukungan penuh dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perindustrian yang hadir hari ini," ujar Park.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Korea Selatan, Gandi Sulistyanto menyampaikan optimismenya bahwa LINE Project ini akan berjalan sukses dan mencapai target market-nya di Asia Tenggara.
"Kalian tidak perlu ragu. Bapak Menteri Bahlil adalah pengusaha sukses dan tahu sulitnya bagaimana birokrasi. Sehingga pada saat beliau duduk dalam birokrasi, beliau akan berjuang semaksimal mungkin untuk membantu menghilangkan birokrasi itu semaksimal mungkin dalam dunia bisnis," ujar Gandi dalam sambutannya secara virtual dari Seoul.
Kim Gyo Hyun selaku Vice Chairman & CEO LCC mmengatakan, proyek ini dapat memberikan kontribusi besar bagi industri petrokimia secara menyeluruh.
"Naphtha cracker yang akan dibangun pertama kali di Indonesia sejak 25 tahun silam ini, bukan hanya milik Lotte Group, tapi mempunyai arti yang sangat penting bagi industri petrokimia Indonesia," ucap Kim dalam sambutannya secara virtual.
Kim juga menyampaikan bahwa menanggapi isu lingkungan yang menjadi permasalahan global saat ini, Lotte Chemical juga terus mengedepankan ekonomi berkelanjutan, dan terus berupaya memperkenalkan serta mengembangkan berbagai teknologi baru untuk meminimalisasi emisi karbon.
(osc/osc)