Founder Shinta VR Andes Rizky mengatakan keputusan Bos Facebook Mark Zuckerberg mengganti nama Facebook menjadi Meta pada Oktober lalu menjadi babak baru dari dunia virtual yang dikenal Metaverse.
Ia mengungkapkan karena keputusan itu booming metaverse membuat industri perbankan juga ikut melirik dunia digital. Bahkan, beberapa bank sudah mulai masuk atau membuka 'cabang' di Metaverse.
Sebut saja KB Kookmin Bank, Industrial Bank of Korea, NH Nonghyup, hingga Hana Bank. Mereka mengungkapkan mulai masuk ke Metaverse untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Selain bank-bank Korea Selatan, masih ada sederet bank lain yang juga ikut masuk ke Metaverse, seperti Bank of America, BNP Paribas, Bank of Kuwait, dan Mecrobank di Swedia.
"Semua teknologi yang memungkinkan masih belum ada. Tapi metaverse sangat masuk akal dan seperti menghubungkan titik dari banyak teknologi," katanya dalam diskusi online, dikutip dari detik.com, Rabu (26/1).
Ia menilai industri perbankan adalah salah satu industri yang paling diuntungkan dengan adanya teknologi metaverse. Pasalnya, dengan itu mereka bisa menciptakan pengalaman baru yang mendalam sehingga bisa memuaskan pelanggan.
Bahkan, menurut dia, pengalaman baru ini membuat nasabah lebih bahagia dibandingkan berinteraksi langsung. Ia memproyeksikan perusahaan yang memprioritaskan pengalaman dibanding produk/fiturnya akan mendapat rujukan 200 persen lebih besar dan menggaet sekitar 25 persen pelanggan lebih banyak.
"Teknologi metaverse dengan pengalaman imersifnya mampu mengaburkan batas antara kenyataan dan dunia virtual. Nah, saya kira, bank tak perlu lagi menunggu dalam keraguan, sebab di metaverse ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan bank," tutur Andes.
Di sisi lain, Pakar Transformasi Digital Bayu Prawira Hie mengungkapkan teknologi ini akan menggeser sebagian besar peran manusia. Karena itu, manusia juga harus menyiapkan skill baru untuk bisa tetap bertahan.
"Misalnya yang paling mudah itu penjaga pintu tol, sekarang mereka ke mana? Karena itu manusia juga harus siap dengan perubahan dan pekerjaan baru. Harus benar-benar siap menghadapi digitalisasi dan new economy," jelas dia.
Lihat Juga : |