Harga Obat Mahal, Apotek dan Farmasi Tuding Gara-gara e-Commerce

CNN Indonesia
Kamis, 03 Feb 2022 10:26 WIB
Asosiasi apotek dan farmasi menyebut faktor kenaikan harga obat dikarenakan jalur-jalur penjualan ilegal, termasuk e-commerce.
Asosiasi apotek dan farmasi menyebut faktor kenaikan harga obat dikarenakan jalur-jalur penjualan ilegal, termasuk e-commerce. Ilustrasi. (KaboomPics).
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Apotek dan Asosiasi Farmasi menyebut faktor kenaikan harga obat melambung tinggi seperti yang dialami RI saat gelombang I dan II covid-19 karena jalur distribusi obat ilegal di tengah masyarakat, termasuk e-commerce.

Ketua Asosiasi Apotek Indonesia Dr. Gideon Hartono berharap kekhawatiran terhadap gelombang III covid-19, tidak terulang kembali kejadian seperti dua tahun terakhir di mana masyarakat banyak memperjual-belikan obat lewat jalur-jalur ilegal.

"Jadi banyaknya masyarakat yang tidak bisa mengakses apotek di dua tahun lalu karena pembelian obat tidak lewat apotek, tapi lewat e-commerce dan jalur-jalur lain yang tidak legal," ungkap Gideon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Rabu (2/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut dikonfirmasi juga oleh Ketua Umum GP Farmasi Indonesia Tirto Kusnadi, yang menyebut bahwa harga melonjak ketika persediaan obat saat itu yang terbatas akibat 'orang nakal' yang menggunakan kesempatan tersebut untuk menjual obat dengan harga tinggi kepada konsumen.

"Ini saya kira dari semua bisnis itu ada yang disebut orang nakal, jadi di dalam kelompok-kelompok industri ini juga banyak orang yang nakal. Dia menggunakan nama satu pedagang besar atau satu apotek, membeli dalam jumlah besar. Dia tahu masih terbatas produksinya, lalu mereka mencoba memainkan kesempatan ini dan menjual sesuka-suka dia," jelas Tirto.

Ia menyesalkan harga obat sempat mahal akibat persediaan obat yang tidak bisa menyaingi permintaan yang meningkat sebanyak 4-5 kali lipat, hingga membuat pemerintah lewat Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) harus turun tangan dan mengetatkan jalur-jalur distribusi obat.

"Memang kami sendiri pak, seluruh anggota sangat menyesali hal ini terjadi demikian. Sehingga, akhirnya pemerintah juga mengambil langkah-langkah yang lebih tepat, betul2 mengetatkan dan Badan POM juga betul mengecek kebenaran-kebenaran dari jalur distribusinya ini," ungkap Tirto.

Tirto memastikan masalah itu tidak akan terulang dengan menjamin persediaan obat yang sudah mencukupi. Bahkan, pasokan berlebih dalam menghadapi gelombang III covid-19.

"Semuanya ini sudah kita ketahui bahwa ini melalui jalur yang tidak resmi. Jadi menurut kami, dengan produk sudah tersedia cukup, tidak perlu dikhawatirkan lagi," tegas Tirto.

[Gambas:Video CNN]



(tdh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER