Harga Minyak WTI Tembus US$90 per Barel, Pertama Sejak 2014

CNN Indonesia
Jumat, 04 Feb 2022 06:59 WIB
Harga minyak WTI tembus US$90 per barel, pertama kalinya sejak Oktober 2014. Sementara, harga acuan Brent naik menyentuh US$91,11 per barel.
Harga minyak WTI tembus US$90 per barel, pertama kalinya sejak Oktober 2014. Sementara, harga acuan Brent naik menyentuh US$91,11 per barel. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agus Triyono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) melompat 2,3 persen menjadi US$90,27 per barel pada akhir perdagangan Kamis (3/2) waktu setempat. Level harga WTI ini baru pertama kalinya sejak Oktober 2014 lalu.

Sementara, patokan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April naik 1,8 persen menyentuh US$91,11 per barel.

Sejumlah analis mengkaitkan reli harga minyak dunia dengan kekhawatiran cuaca dingin yang berkepanjangan dapat mempengaruhi produksi di Texas, AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari 200 ribu orang terancam kekurangan pasokan listrik karena cuaca dingin, ditambah trauma Badai Ida tahun lalu yang mematikan setruman listrik bagi jutaan rumah tangga Texas.

"Ini histeria, semacam ketakutan. Dalam satu jam terakhir, pembicaraan mulai mendorong (harga minyak) naik lebih tinggi)," ujar Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho.

Pasar minyak juga masih mengamati perkembangan ketegangan Rusia terhadap Ukraina. AS telah memperingatkan bahwa Rusia berencana melakukan serangan. Sementara, Rusia menyalahkan NATO dan dunia barat karena meningkatnya ketegangan dengan negara tetangganya itu.

"Kami melihat permintaan global yang meningkat, namun kami tidak benar-benar meningkatkan pasokan untuk memenuhinya karena ketegangan Rusia dengan Ukraina," ungkap Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gary Cunningham.

Harga acuan minyak telah mendaki beberapa pekan terakhir di tengah ekspektasi bahwa pasokan akan semakin ketat setelah OPEC+ (negara produsen minyak dan sekutunya) menempuh kebijakan peningkatan produksi yang moderat.

OPEC+ yang dipimpin oleh Rusia, sepakat mempertahankan kenaikan bulanan produksi di level 400 ribu barel per hari, meskipun konsumen meminta peningkatan pasokan lebih cepat.

[Gambas:Video CNN]



(bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER