Hasil Investasi JHT 2020 Lalu Tembus Rp22,96 Triliun

Polemik pencairan jaminan hari tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan pada usia 56 tahun masih bergulir. Dari pemerintah menilai ketentuan baru sudah sesuai dengan Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN). Sementara, pihak buruh merasa aturan tersebut memberatkan, terlebih pandemi covid-19 belum berakhir.

JHT merupakan penyokong keuangan utama BPJS Ketenagakerjaan. Hasil investasi dana JHT mencapai Rp22,96 triliun pada 2020 atau naik 8,2 persen dari tahun sebelumnya, Rp21,21 triliun. Perolehan itu setara 71 persen dari total hasil investasi.

Berdasarkan laporan pengelolaan program 2020, kenaikan hasil investasi itu seiring peningkatan dana investasi JHT, yaitu dari Rp312,56 triliun menjadi Rp340,75 triliun. Secara porsi, dana investasi JHT mencapai 70 persen dari total keseluruhan dana investasi BPJS Ketenagakerjaan.

Adapun, total aset program JHT mencapai Rp346,92 triliun atau 69,4 persen dari total aset BPJS Ketenagakerjaan, Rp499,58 triliun. Nilai aset JHT naik 9 persen dari awal tahun. Sekitar 98 persen aset ditempatkan pada investasi. Lalu, sisanya pada piutang investasi, piutang iuran, hingga kas di bank.

Penambahan aset JHT mayoritas berasal kenaikan pendapatan iuran dari Rp47,43 triliun menjadi Rp49,37 triliun. Lalu, pendapatan investasi juga menyumbang Rp16,15 triliun, tapi angkanya turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp20,92 triliun.

Adapun, total liabilitas kepada peserta JHT mencapai Rp363,56 triliun atau menanjak 10,6 persen dari 2019 yang sebesar Rp328,63 triliun.

[Gambas:Video CNN]