Kisah Pemilik SalaKilo: Ubah Ketidaksukaan pada Salak Jadi Bisnis

Banyak orang di Indonesia melakukan bisnis dari hal-hal yang disukai atau digemari. Sehingga kesukaan terhadap sesuatu bisa mereka jadikan sumber penghasilan.

Berbeda dengan sebagian besar orang, Riswah Yuni justru melakukan hal sebaliknya. Dia sukses membangun bisnis dari hal yang tidak ia sukai.

Ketika banyak orang sibuk mencari peluang dari hal yang disukai, wanita asal Balikpapan yang akrab disapa Yuni ini berhasil mendirikan bisnis kue berawal dari ketidaksukaannya terhadap buah salak. Kini dia sukses mendirikan SalaKilo dari buah salak Balikpapan yang cenderung asam dan sepat.

Bisnis SalaKilo ini diawali oleh rasa penasarannya untuk mengolah salak Balikpapan menjadi suatu panganan yang bisa ia sukai. Ia melakukan berbagai macam uji coba resep hingga akhirnya berhasil menciptakan cake salak.

"Pada awalnya saya hanya berniat untuk membuat buah salak agar bisa dinikmati oleh orang yang tidak suka rasanya seperti saya," ujar Yuni.

Guna meyakinkan diri bahwa olahan salak ciptaannya lezat dan patut untuk dijadikan bisnis, Yuni berpartisipasi dalam Festival Panganan Khas Balikpapan. Tak disangka ia berhasil meraih juara 1 dalam lomba beberapa tahun silam tersebut.

Lomba tersebut semakin meyakinkan Yuni bahwa idenya membuat cake salak bisa menjadi suatu sumber penghasilan. Tak lama kemudian ia mendirikan bisnis SalaKilo.

"Setelah memenangkan lomba, saya memberanikan diri untuk memulai SalaKilo pada bulan Oktober tahun 2012," ujar Yuni.

Sejak pertama kali mengikuti lomba, Yuni juga berhasil memenangkan berbagai lomba lainnya. Menurutnya, yang paling membanggakan, yakni penghargaan Pramakarya dari Presiden RI pada tahun 2017.

Bisnis Berkembang

Bisnis SalaKilo yang dilakoni Yuni telah berjalan sekitar 10 tahun. Selama itu SalaKilo berhasil mengembangkan bisnisnya di Balikpapan dengan memperluas jangkauan target pasar.

"Kini SalaKilo telah beroperasi selama 10 tahun dan menjadi sumber penghasilan saya. Kami pun telah berhasil mengembangkan berbagai varian produk lainnya," ujarnya.

SalaKilo memiliki satu outlet utama di daerah Batu Ampar di Balikpapan yang sekaligus menjadi tempat untuk pelaku UMKM lainnya menitipkan produk usahanya.

Pada 2022 ini, SalaKilo sedang berfokus untuk memperluas jangkauannya ke bandara sehingga produk SalaKilo dapat menjadi pilihan oleh-oleh khas Balikpapan yang dapat dibeli dan dinikmati oleh semua orang, termasuk wisatawan asing.

Selain tersedia di outlet utama, berbagai produk SalaKilo juga tersedia di marketplace seperti Shopee sehingga pelanggan di luar Balikpapan dapat mencoba kelezatan cake salak, asinan salak, onde-onde, dan sambal ulek salak dengan mudah.

Guna mendukung pertumbuhan bisnisnya di masa pandemi, SalaKilo pun bergabung menjadi merchant ShopeePay pada 2020 untuk menghadirkan teknologi pembayaran nirkontak atau contactless di outlet-nya. Tujuannya agar pelanggan dapat bertransaksi secara aman, mudah, dan memuaskan tanpa kontak fisik.

Yuni mengaku, sejak bergabung menjadi merchant ShopeePay di saat pandemi, banyak sekali dampak yang sudah dirasakan. Terlebih lagi, menurutnya, ShopeePay membantu SalaKilo dalam mempermudah transaksi dan memberikan rasa aman bagi pelanggan.

"Promo-promo menarik yang ShopeePay hadirkan juga meningkatkan antusiasme pelanggan kami. Jadi menurut saya, bergabung dengan layanan pembayaran digital seperti ShopeePay merupakan keputusan yang sangat tepat bagi bisnis SalaKilo," pungkas Yuni.

Bagi pelanggan yang ingin merasakan nikmatnya berbagai produk SalaKilo dapat kunjungi outlet SalaKilo atau laman SalaKilo di aplikasi Shopee.

SalaKilo juga akan berpartisipasi dalam program ShopeePay Semangat UMKM Lokal Balikpapan yang berlangsung pada 20-26 Februari dengan menawarkan Cashback 60%. Dapatkan informasi lebih lanjut mengenai SalaKilo melalui Instagram @cakesalak.