Faisal Basri: RI Bergelar Negara 'Miskin' 58 Tahun Karena Politik
Ekonom Senior Faisal Basri mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang paling lama menyandang gelar sebagai negara berpenghasilan rendah (low income country) atau 'miskin'. Pasalnya, RI berstatus low income country sejak 1945-2003 atau 58 tahun.
"Bayangkan negara lain itu relatif cepat, tidak sampai separuh Indonesia. Indonesia baru keluar dari low income country itu 2004," ucap Faisal dalam Webinar: Wacana Penundaan Pemilu, Rabu (2/3).
Salah satu yang menyebabkan Indonesia sulit keluar dari low income country, kata Faisal, adalah proses politik. Masa kepemimpinan Soekarno dan Soeharto yang mencapai lebih dari 20 tahun.
Faisal menjelaskan Soekarno berkuasa di RI selama 22 tahun. Ia menjabat sebagai presiden Indonesia selama 1945-1967.
Lalu, Soeharto menjabat sebagai presiden RI selama 31 tahun. Ia menjadi orang nomor satu di Indonesia selama 1967-1998.
"Peristiwa-peristiwa lama itu yang membuat RI itu 1945-2003 ada di low income country," jelas Faisal.
Sementara, Faisal menyatakan Indonesia kini berada di level negara berpenghasilan menengah ke bawah (low middle income country).
Di sisi lain, Bappenas menargetkan Indonesia menyabet gelar negara berpenghasilan tinggi (high income country) pada 2043 mendatang. Namun, Faisal sangsi hal itu akan terwujud.
"Itu sudah dekat 2045, dengan bisnis as usual maka hampir dipastikan Indonesia gagal menjadi high income pada ulang tahun emas nya 2045," ujar Faisal.
Jika tebakan Faisal benar, maka Indonesia berpotensi terjebak berada di kelas pendapatan menengah (middle income trap).
Menurut Faisal, ekonomi RI sulit bergerak signifikan karena neraca perdagangan yang semakin buruk. Sebagai contoh, Indonesia adalah eksportir terbesar kedua komoditas gula pada 1930 silam.
Namun, kini Indonesia tercatat sebagai importir terbesar komoditas gula. Dengan kata lain, situasinya justru memburuk dibandingkan dengan 1930 silam.
"Pada 1870 itu ekspor gula, sekarang importir terbesar gula. Kita semakin buruk, karena 1930 itu kita eksportir terbesar kefua gula, sekarang importir terbesar. Bayangkan," kata Faisal.
Sebelumnya, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pihaknya meyakini Indonesia keluar dari status lower middle income country dalam 2 tahun sejak pandemi covid-19 pada 2020. Hal ini berarti Indonesia dapat kembali menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income country) pada 2022.
Pemerintah, kata Amalia, memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 5,2-5,5 persen pada 2022. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 115 Tahun 2021 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022.
Sebagai informasi, saat krisis yang terjadi akibat pandemi pada 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat terkoreksi cukup dalam. Hal ini membuat Indonesia kembali menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Namun, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, Bappenas yakin Indonesia akan kembali menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas. Dengan kata lain, Indonesia berhasil keluar dari krisis pandemi hanya dalam waktu 2 tahun.
(aud/bir)