Pertamina dan Mitsubishi Corporation Kembangkan Blue/Green Hydogren

Pertamina | CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2022 15:10 WIB
Pertamina bersama Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Mitsubishi Corporation untuk mengembangkan bisnis Blue/Green Hydrogen dan Blue/Green Ammonia Value Chain. (Arsip Pertamina).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Mitsubishi Corporation menjalin kesepakatan untuk mengembangkan bisnis Green Hydrogen dan Green Ammonia Value Chain serta Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Kesepakatan ini sejalan dengan target pemerintah menurunkan emisi sebesar 29 persen pada 2030.

Kesepakatan ini ditandatangani Direktur Strategi, Portofolio & Pengembangan Usaha Pertamina Iman Rachman; Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan; dan Kepala Perwakilan Mitsubishi Corporation untuk Indonesia, Takuji Konzo, di Jakarta, Rabu (2/3) lalu.

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury yang hadir mengatakan, MoU antara Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Mitsubishi ini merupakan langkah awal bagi kolaborasi lanjutan ke depannya. MoU ini juga merupakan bagian dari misi Green Industry Cluster yang telah disepakati dan diresmikan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Pertamina, dan Pupuk Indonesia sebelumnya.

"Kami sangat berkomitmen untuk memastikan Indonesia bisa mengurangi emisi gas rumah kaca berdasarkan National Determined Contribution (NDC) hingga 29 persenpada 2030, tetapi kami tidak bisa melakukannya sendirian. Kami tahu bahwa untuk mewujudkannya, kuncinya adalah Partnership," ujar Pahala.

Pahala menekankan, dalam Presidensi G20 2022 Indonesia yang akan berlangsung Oktober mendatang, Pemerintah dan BUMN ingin menunjukkan kepada dunia tentang keberhasilan transisi energi yang tengah digarap. Salah satunya dengan melakukan pensiun dini (early retirement) PLTU batu bara.

Namun, menurut Pahala, itu semua dapat terwujud dengan kolaborasi dan sinergi yang kuat antarnegara dan swasta.

"Kita juga ingin menunjukkan bahwa upaya transisi energi dapat dilakukan bukan hanya melalui pensiun dini PLTU namun juga dengan cara mengurangi utilisasinya melalui kegiatan cofiring dengan ammonia dan biomassa serta bagaimana pemanfaatan teknologi seperti carbon capture," lanjutnya.

Sementara itu, Iman Rachman yang hadir mewakili Direktur Utama Pertamina berharap penandatanganan Nota Kesepahaman ini diharapkan akan segera mewujudkan bentuk kerja sama strategis, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan akan mendukung pencapaian target-target nasional secara masif.

"Langkah awal untuk mewujudkan pengembangan Blue/Green Hydrogen dan Blue/Green Ammonia di Indonesia tentunya juga akan menjadi milestone penting untuk membentuk ekosistem industri hijau yang lebih luas lagi di Indonesia," ujar Iman.

Menurut Iman, sejalan dengan program dekarbonisasi pemerintah, Pertamina melakukan kerja sama untuk mengembangkan blue/green hydrogen, blue/green ammonia, dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), dengan difasilitasi produksi milik Pupuk Indonesia dan co-combustion ammonia di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara.

Green hydrogen yang dihasilkan dari pembangkit EBT akan dimanfaatkan untuk memproduksi green ammonia. Sedangkan blue hydrogen yang dihasilkan dari pembangkit low carbon dengan carbon emission treatment facility akan dimanfaatkan untuk memproduksi green ammonia, yang dapat dimanfaatkan untuk co-combustion ammonia PLTU Batubara.

Pertamina, imbuh Iman, akan mendukung dan mendorong kolaborasi dengan SH Power dan NRE sebagai motor transisi energi Pertamina. SH Power dan NRE bersama partner, telah mengidentifikasi potensi EBT lebih dari 10 GW yang dapat digunakan untuk Green Hydrogen di seluruh Indonesia.

Komitmen penuh Pertamina dalam penerapan aspek ESG telah mendorong peningkatan rating ESG Pertamina secara global. Pertamina telah menerima ESG Risk Rating oleh Sustainalytics sebesar 28,1 dan dinilai berada pada risiko Medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG.

"Semoga semangat, kerja keras dan komitmen yang telah dilakukan tidak berhenti di sini, namun pencapaian ini merupakan awal dari perjalanan untuk membawa perubahan global ke arah yang lebih baik," tandas Iman.

Kemudian Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman menyatakan pihaknya sangat menyambut baik kerja sama dengan Pertamina dan Mitsubishi ini. Menuruntya, hal ini sejalan dengan target Pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap green energy dan mencapai target Net Zero Emission.

"Kami di industri pupuk sangat optimis terhadap pengembangan green hydrogen, green ammonia maupun blue ammonia. Pengangkutan hydrogen mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dan sangat mahal. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biaya pengangkutan yang ekonomis, salah satu alternatifnya adalah mengangkut hydrogen tersebut dalam bentuk ammonia," katanya.

Ia menambahkan, Pupuk Indonesia siap mendukung agenda Presidensi G20 2022 untuk transisi energi hijau dalam rangka program dekarbonisasi di Indonesia.

"Kami berharap Pupuk Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan dan pembangunan pabrik green ammonia dan blue ammonia yang akan dikembangkan di Indonesia.", tambah Bakir.

(osc/osc)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK