Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memproyeksikan harga sembako naik jelang Ramadan tahun ini. Kenaikan disebabkan oleh peningkatan permintaan bahan pokok masyarakat.
Ketua Satgas Pangan Polri Irjen Pol Helmy Santika menyebut kenaikan bahan pokok terutama terjadi pada komoditas yang didominasi impor. Kondisi itu sejalan dengan kenaikan harga dari negara asalnya, seperti kedelai, gula, dan daging.
"Menjelang Ramadan terdapat kecenderungan naiknya harga sembako yang disebabkan karena naiknya permintaan/demand bahan pokok pangan," jelasnya kepada wartawan pada Jumat (4/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia mengatakan kenaikan harga juga dipicu faktor cuaca dan ulah pelaku usaha. Untuk faktor cuaca, itu terjadi pada kenaikan cabai rawit merah belakangan ini.
"Pada saat curah hujan tinggi dan berakhirnya musim panen, maka harga cabai rawit merah akan cenderung mengalami kenaikan terlebih dihadapkan meningkatnya permintaan karena puasa dan lebaran," jelas dia.
Sedangkan untuk ulah pelaku usaha terjadi pada minyak goreng. Ia mengatakan harga minyak goreng naik karena aksi pelaku usaha menahan stok. Aksi itu mereka lakukan karena minyak goreng mereka beli dengan harga lama yang lebih mahal dari patokan pemerintah yang hanya Rp14 ribu per liter.
"Secara umum di beberapa wilayah yang mengalami kondisi kelangkaan minyak goreng dikarenakan saat ini para pelaku usaha masih menyesuaikan pola kegiatannya dengan kebijakan dan langkah pemerintah dalam upaya stabilisasi harga minyak goreng, stok minyak goreng aman, saat ini dalam proses pendistribusian," beber dia.
Menyikapi potensi kenaikan tersebut, ia mengklaim pihaknya sudah melakukan beberapa kebijakan yang menyasar stabilisasi harga, ketersediaan stok, hingga kelancaran distribusi. Kebijakan itu salah satunya menugaskan BUMN dan melaksanakan operasi pasar.