Ekspor China Naik 16,3 Persen di Tengah Konflik Rusia ke Ukraina
Ekspor China naik 16,3 persen selama periode Januari hingga Februari 2022 di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.
Mengutip AFP Senin (7/3), ekspor China ke Rusia juga naik 41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor ke Rusia tumbuh pada tingkat tercepat di antara mitra dagang utama China pada Januari dan Februari, melampaui perdagangan dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Ekspor Negeri Tirai Bambu tersebut melampaui prediksi ekonom yang hanya memperkirakan tumbuh sebesar 15,7 persen.
Data General Administration of Customs China mengungkapkan ekspor barang dari negara tersebut ditaksir bernilai US$544,7 miliar atau setara Rp7.845 triliun (kurs Rp14.403 per dolar AS).
Sementara itu, impor barang hanya naik 15,5 persen menjadi US$428,75 miliar selama Januari hingga Februari. Untuk batu bara, impor China dalam dua bulan terakhir naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Hal ini terjadi karena China bergegas untuk mengisi kembali pasokan energi setelah tahun lalu mereka kekurangan batu bara yang menyebabkan lumpuhnya sebagian besar perekonomian China. Rusia merupakan sumber impor produk energi terbesar kedua bagi China.
Perdagangan dengan China telah menjadi penyelamat bagi Rusia. Pasalnya, Negeri Beruang Merah tersebut tengah menghadapi sanksi Barat atas invasi yang dilakukan sejak Kamis (24/2) lalu.
Meski impor naik, China masih membukukan surplus neraca perdagangan hingga US$115,95 miliar dengan Rusia.
Namun demikian, Premier China Li Keqiang mewanti-wanti konflik yang terjadi antar kedua negara dapat mengancam rantai pasokan global dan ekonomi mereka. China memproyeksikan ekonominya tumbuh 5,5 persen tahun ini.