Sejumlah perusahaan batu bara di dalam dalam negeri mencetak rekor laba pada 2021 kemarin. Peningkatan itu terjadi seiring kenaikan harga batu bara di pasar internasional.
Untuk PT Adaro Energy Indonesia Tbk misalnya, berhasil mencatat laba sebesar US$3,993 miliar pada tahun kemarin, naik 58 persen dari 2020 yang hanya US$2,535 miliar.
"Adaro membukukan profitabilitas yang solid dan berkat hal ini dapat meningkatkan kontribusi terhadap negara melalui royalti dan pajak yang naik hingga US$893 juta pada 2021," ujar Direktur Utama Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir melalui pernyataan resmi awal pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :ANALISIS 'Licin' Nian Minyak Goreng |
Garibaldi memprediksi kinerja kinclong itu bakal berlanjut tahun ini akibat ditopang oleh kenaikan harga batu bara. Meski demikian, ia belum bisa menyebut berapa kenaikan harga batu bara yang akan terjadi.
"Harga batu bara tidak dapat kami prediksi, karena itu kami akan terus memaksimalkan upaya untuk fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid," kata Garibaldi
Selain Adaro, kinerja sama juga ditorehkan PT Bukit Asam Tbk. Mereka melaporkan laba bersih pada tahun kemarin mencapai Rp7,91 triliun, meningkat 231 persen dibandingkan dengan 2020 yang hanya Rp2,39 triliun.
"Hingga 31 Desember 2021, harga batu bara menunjukkan penguatan dibandingkan tahun sebelumnya dengan rata-rata harga batu bara indeks Newcastle sebesar US$137,28 per ton dan indeks harga batu bara thermal Indonesia dengan rata-rata US$95,05 per ton," ujar perusahaan dalam pernyataan resmi.
Agar kinerja itu bisa terjaga, untuk 2022, Bukit Asam menargetkan produksi batu bara menjadi 36,41 juta ton, naik 21 persen dari realisasi tahun kemarin yang hanya sebesar 30,04 juta ton. Sedangkan untuk volume penjualan batu bara 2022, perusahaan menargetkan peningkatan 31 persen dari realisasi penjualan batu bara pada 2021, yang 28,37 juta ton.
Meskipun Indika Energy belum dapat mengeluarkan laporan keuangan tahunan karena masih dikonsolidasi, pihak perusahaan mengumumkan adanya peningkatan pendapat signifikan akibat kenaikan harga batu bara di pasar internasional.
"Kenaikan harga batu bara berpotensi meningkatkan pendapatan Indika Energy secara keseluruhan. Saat ini kami dalam proses melakukan konsolidasi data finansial dengan anak-anak usaha," ujar Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando kepada CNNIndonesia.com Senin (7/3).