Pasokan minyak goreng di Makassar langka. Akibatnya, warga harus mengantre sejak pagi untuk mendapatkannya.
Salah satu antrean terjadi di pasar murah yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan bersama PT Bulog wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.
Salah satu warga bernama Sarlina mengaku datang ke lokasi pasar murah sekitar pukul 09.00 pagi. Tapi, antrean sudah cukup panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, sebagian warga telah mengantre sejak pukul 08.00 pagi. Karena tak kuat antri, ia akhirnya hanya membeli 3 kg gula pasir saja.
"Saya tidak jadi beli minyak goreng. Karena lama menunggu. Saya hanya beli beli gula pasir 3 kg saja. Lebih murah disini, satu kilonya hanya Rp 13 ribu," kata Sarlina di lokasi pasar murah, Selasa (8/3).
Sarlina mengatakan tak menyerah. Pasalnya, ia mendapatkan informasi, penjualan minyak akan dilakukan lagi.
Ia menyatakan bersedia antre berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng lagi karena di pasar modern maupun tradisional, kebutuhan pokok itu susah didapatkan.
"Katanya tadi minyak sudah habis, tapi nanti setelah istirahat siang akan dilanjut lagi. Makanya, saya mau pulang dulu," ujarnya.
Sebelumnya, Disperindag Sulsel bersama PT Bulog wilayah Sulselbar menggelar pasar murah dengan menyediakan sebanyak 3600 paket minyak goreng.
Selain itu, di pasar murah itu juga menyediakan kebutuhan pokok lainnya seperti, beras, terigu dan gula pasir.
Kepala Dinas Perindag Sulsel Askharie F Radjamilo mengatakan pasar murah ini digelar untuk mengurangi beban masyarakat yang masih susah mendapatkan minyak goreng kemasan.
"Kita ini akan dua bulan terakhir bermasalah minyak goreng dengan kelangkaan. Atas dasar itu, pimpinan dalam hal ini Plt Gubernur Sulsel mengarahkan untuk dilakukan pasar murah ini," kata Kadisperindag Sulsel di lokasi, Selasa (8/3).
Sementara ini, kata Askharie minyak goreng dengan kategori premium masih susah didapatkan di pasaran. Sedangkan, untuk minyak goreng curah saat ini, 5,3 juta liter yang disalurkan ke pasar-pasar.
"Minyak curah itu kita sudah sampai per 5 Maret itu 5,3 juta liter yang masuk sehingga dapat tertangani. Kalau curah sudah mulai teratasi. Cuman masyarakat kita itu mungkin karena kebiasaan minyak goreng kemasan sehingga dirasakan kurang," jelasnya.