Pedagang sembilan bahan pokok alias sembako di Depok masih ngeri berjualan minyak goreng. Pasalnya, saat ini harga minyak goreng kemasan masih terbilang tinggi yakni Rp48 ribu per dua liter.
"Kalau (pedagang) masih ngeri kalau mau jual (minyak goreng) soalnya harganya masih mahal jadi enggak mau jual mereka. Kalo banyak permintaan ya mau jual, tapi karena lagi langka ya enggak," kata salah seorang pedagang di Pasar Agung, Depok Bayu (31) kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/3).
Namun demikian, ia mengungkapkan masih menjual sejumlah minyak goreng baik kemasan maupun minyak goreng curah. Ini disebabkan karena masih banyak konsumen yang mencari minyak goreng walau dengan harga yang selangit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya saya sistemnya, barang saya selalu cari keluar karena ini kebutuhan. Jadi walau mahal ya barang tetap ada. (Konsumen) yang ngeluh sih ada, cuma tetap dibeli karena kebutuhan," ujarnya.
Bayu menjual minyak goreng curah dengan harga Rp16 ribu per Kilogram (Kg). Walau pemerintah telah mensubsidi minyak goreng curah, namun ia mengaku barang yang dimiliki bukan subsidi dari pemerintah.
"Tapi itu bukan subsidi sekarang normal lagi jadi masih mahal," ucapnya.
Minyak goreng kemasan yang ia jual antara lain minyak goreng kemasan merek Promoo dihargai Rp48 ribu per dua liter.
Kemudian, minyak goreng kemasan merek Siip dihargai Rp45 ribu per dua liter. Sementara minyak goreng kemasan satu liter dengan merek Fortune dihargai Rp25 ribu per 1 liter.
"Kemasan udah enggak ada subsidi jadi enggak ada barangnya dan ini stok baru. Sekarang barang baru Rp47 ribu per dua liter, seliter cuma ada fortune Rp25 ribu," katanya.
Di lain sisi, ia mengaku harga minyak goreng sempat turun ketika Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi bersama Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono datang berkunjung ke Pasar Agung.
"Waktu Wamentan sm Wakil Walikota ke sini, harganya Rp28 ribu per liter dan 3 hari habis. Barangnya dari UPT Pasar Agung, sekarang udah abis," katanya.