Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mencapai 5,5 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu, 3,69 persen.
"Kita bersyukur bahwa Indonesia dalam arah pemulihan ekonomi, insyaallah pertumbuhan ekonomi kita tahun ini bisa mencapai antara 4,7 sampai 5,5 persen, setelah pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 3,7 persen dan pertumbuhan ekonomi kita akan lebih seimbang," kata Perry dalam Capacity Building on G20 Issues, Senin (21/3).
Menurutnya, optimisme tersebut didukung oleh beberapa faktor, mulai dari ekspor komoditas yang tinggi, meningkatnya konsumsi rumah tangga, hingga investasi guna mendukung pembangunan di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, ia mengatakan stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah dan bank sentral juga memiliki peran penting dalam mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Insyaallah ketahanan ekonomi kita lebih kuat untuk mengatasi dampak global seperti ketegangan politik maupun normalisasi ekonomi dan risiko pasar keuangan global," ucapnya.
Menurut Perry, tahun ini, ekonomi dunia menghadapi tiga tantangan. Pertama, dampak normalisasi kebijakan ekonomi negara maju. Sebagai contoh, kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan naik hingga 7 kali imbas inflasi tembus 7,9 persen.
Lihat Juga : |
Kedua, dampak pandemi yang membekas bagi sektor bisnis dan perseroan (scoring effect). Menurutnya, ini perlu diatasi dengan melakukan reformasi struktural agar dunia usaha memiliki daya saing yang lebih baik.
Ketiga, ketegangan politik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina menyebabkan harga komoditas melambung tinggi hingga menghambat rantai pasok global. Dengan menyelesaikan ketiga tantangan tersebut, ia berharap dapat mempercepat pemulihan ekonomi global akibat pandemi.