Pengusaha Hotel Masih Wait and See Bangun Hotel di Mandalika

Pengusaha hotel masih wait and see apakah mereka akan kembali membangun hotel di Mandalika.

"Kalau sementara ini saya belum dengar teman-teman mau investasi baru apa tidak, mungkin karena pandemi dan juga banknya lagi gak mau kasih kredit," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani kepada CNN Indonesia, Kamis (24/3).

Menurutnya, situasi pandemi yang belum berakhir dan juga industri perbankan yang masih waswas dalam memberikan pinjaman, menjadi alasan mengapa pengusaha masih wait and see dalam pembangunan hotel di Mandalika.

"Jadi faktor pandemi dan kredit bank yang masih anggap berisiko. Tetapi saya rasa kalau situasi normal dan ada peningkatan demand, ya pasti akan ada yang bangun. Kalau bank masih anggap risiko, ya susah," katanya.

Sementara itu, menurut Hariyadi, prospek Mandalika masih kurang untuk menarik wisatawan datang kesana.

"Memang harus ditambah, enggak bisa hanya mengandalkan dari sirkuit jadi harus create market-market yang lain yang membuat demand ke Mandalika ini meningkat. Kalau hanya event kan cuma tertentu waktu-waktunya dan risikonya juga cukup besar kalau gelar event, soal sponsorship-nya," jelasnya.

Sebab itu, untuk menarik pasar ke Mandalika, baik pemerintah pusat dan daerah maupun pengusaha harus bekerjasama menciptakan produk-produk wisata yang bisa menarik para wisatawan.

"Intinya harus ditambah pangsa pasar yang lain. Mengandalkan event dan keindahan alam saja enggak bisa, harus ada daya tarik yang besar, produk produk wisatanya harus ditambah, supaya dia lebih stabil," tegasnya.

Sebagai informasi, Dispar NTB pada 2021 menyebutkan setidaknya ada tiga hotel besar yang ada di Mandalika yaitu Novotel, Pullman dan Raja Hotel Mandalika.

[Gambas:Video CNN]