Bank Wakaf Mikro Salurkan Pembiayaan Rp87,5 Miliar

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penyaluran pembiayaan Bank Wakaf Mikro (BWM) mencapai Rp87,5 miliar per Maret 2022.

Ketua Satgas Pengembangan Keuangan Syariah dan Ekosistem UMKM OJK Ahmad Buchori menuturkan dana tersebut diberikan secara hibah melalui Lembaga Amil Zakat. Oleh karena itu, dana tidak boleh diberikan sembarangan.

"Diperlukan underlying kebijakan dan penyesuaian ketentuan terkait penggunaan dana hibah pemerintah," ungkapnya dalam media gathering di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (26/3).

Ahmad menyebut saat ini sudah ada 62 BWM yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia dengan jumlah nasabah sebanyak 55.266.

Selain itu, sudah ada dua BWM yang pendiriannya berkolaborasi dengan pemerintah daerah pada 2020. Pertama, DKI Jakarta dengan Pesantren Yayasan Pondok Karya Pembangunan dengan dana dari BUMD yang dikumpulkan melalui BPD Bank DKI.

Kedua, Sumatera Selatan dengan Bank Wakaf Mikro Nurul Huda OKU Timur dengan dana dari BPD Sumsel Babel.

Menurut Ahmad, BWM mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, di mana permodalannya selama ini telah memperoleh donasi dan dukungan lainnya dari donatur.

Ia juga berharap ke depan donasi pengembangan Bank Wakaf Mikro dapat semakin diperluas dan dapat menjangkau nasabah lebih banyak lagi.

Pada 2022 pihaknya memiliki target mendirikan 100 BWM. Target tersebut bertujuan untuk memperluas akses keuangan melalui pengembangan dan penyediaan akses permodalan sektor UMKM, dan meningkatkan potensi besar pondok pesantren dalam fungsinya memberdayakan masyarakat.

Ahmad bahkan mengaku pihak otoritas bersama Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin sebenarnya memiliki target mendirikan 1.000 BWM hingga 2024 mendatang.

Namun, untuk memenuhi target tersebut tergantung dari donasi yang diberikan. Menurut perhitungannya, pembentukan satu BWM memerlukan anggaran sekitar Rp8 miliar, sehingga untuk mendirikan 1.000 BWM dibutuhkan Rp8 triliun.