Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.370 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (1/4) sore. Mata uang Garuda ini turun 7 poin atau minus 0,05 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.363 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.364 per dolar AS sore ini. Angkanya menurun dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.357 per dolar AS.
Lalu, mata uang di Asia terlihat bergerak memerah. Terpantau, yen Jepang minus 0,09 persen, dolar Hong Kong minus 0,72 persen, dolar Singapura minus 0,14 persen, won Korea Selatan minus 0,29 persen, ringgit Malaysia minus 0,17 persen, yuan China minus 0,31 persen, dan baht Thailand minus 0,52 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisanya, peso Filipina menguat 0,16 persen dan rupee India menguat 0,16 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju bergerak bervariasi. Terpantau, franc Swiss minus 0,18 persen, dolar Kanada menguat 0,02 persen, dolar Australia menguat 0,43 persen, poundsterling Inggris minus 0,11 persen, dan euro Eropa minus 0,06 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah melemah lantaran inflasi naik menjadi 0,66 persen per Maret 2022. Kenaikan inflasi dipicu oleh lonjakan harga minyak goreng.
"Penyumbang inflasi pada Maret ini utamanya berasal dari komoditas cabai merah, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, serta minyak goreng," ungkap Ibrahim dalam risetnya.
Ibrahim mengatakan realisasi inflasi tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI). Menurut bank sentral, penyumbang inflasi bulan lalu terdiri dari daging ayam ras, cabai rawit, minyak goreng, daging sapi, dan gula pasir.
"Secara historis inflasi Maret biasanya sangat rendah karena ada musim panen raya, namun pengecualian sepertinya terjadi tahun ini," pungkas Ibrahim.
(aud/agt)