Perhelatan MotoGP 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyisakan banyak cerita. Tak terkecuali cerita gelaran balapan motor berskala internasional tersebut membawa berkah bagi UMKM di Lombok.
Berkah ajang MotoGP tersebut dirasakan langsung oleh Siti Sana'ah (63 tahun) dan suaminya, Saherudin (72 tahun). Rumah makan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin milik mereka laris manis diserbu wisatawan.
Siti bercerita, perhelatan MotoGP pada 18-20 Maret kemarin membuat usahanya kebanjiran pesanan,dikarenakan wisatawan asing maupun lokal ramai-ramai mengunjungi rumah makan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan tak ketinggalan sejumlah pejabat dan beberapa artis Ibu Kota juga turut mampir untuk makan ayam bakar taliwang.
"Dua hari sebelum acara MotoGP dimulai, hingga hari terakhir penyelenggaraannya kami bisa menjual lebih dari 400 ekor ayam per harinya, sehingga omzet penjualan offline kami meningkat 80 persen dalam sehari," kata Siti.
Selain pesanan secara offline, pesanan melalui GrabFood juga melonjak tajam jika dibanding hari-hari biasa.
"Penjualan online melalui layanan GrabFood meningkat hingga 30 persen jika dibandingkan hari-hari sebelumnya," ujar Siti.
Jauh sebelum ajang MotoGP 2022 Mandalika dihelat, usaha Siti dan Saherudin turut terkena dampak hantaman pandemi COVID-19, omzet mereka terjun bebas hingga 75 persen, dikarenakan tidak ada satupun pelanggan yang berkunjung ke rumah makan.
Berbagai cara dilakukan pasangan suami istri ini untuk mempertahankan rumah makan mereka. Salah satunya dengan buka pukul 14.00 WITA, lebih awal tiga jam dari biasanya pukul 17.00 WITA.
"Meski begitu, tidak ada satupun pembeli yang berkunjung ke rumah makan kami. Bahkan kami sempat tidak berjualan selama tiga hari sehingga 20 ekor ayam yang sudah kami potong, terbuang begitu saja," jelasnya.
Di tengah kesulitan kondisi itu, Siti mengaku mendapat masukan dari seorang pelanggannya agar mereka mencoba untuk berjualan secara online. Mereka pun kemudian mencoba peruntungan dengan bergabung menjadi salah satu mitra merchant GrabFood.
![]() |
Keputusan bergabung menjadi mitra merchant GrabFood pun tepat. Menurut Siti, setelah tiga bulan terdaftar sebagai mitra merchant GrabFood, banyak sekali dampak positif terhadap keberlangsungan usaha Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin.
"Mulai dari peningkatan pendapatan hingga 45 persen, konsumen lebih mudah mencari rumah makan kami, hingga mempertahankan seluruh karyawan kami," ujar Siti.
Siti dan suaminya merintis usaha Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin berawal dari gerobak kaki lima sederhana dan resep dari sang nenek. Dalam merintis usahanya, pasangan suami-istri ini telah mengalami jatuh bangun.
"Saya dan suami memulai usaha ini sejak 2002 dengan berjualan kaki lima ke beberapa daerah di sekitar Lombok. Waktu itu, kami hanya menjual satu ekor ayam yang dibagi menjadi 5 potong," terang Siti.
Siti mengatakan, sejak merintis usaha ini, dia dan suami selalu melakukan berbagai strategi agar jualannya laris. Termasuk dengan berpindah-pindah lokasi jualan selama 10 tahun pertama.
"Perlahan-lahan ayam taliwang kami dibanjiri pelanggan hingga kami memutuskan untuk mempekerjakan 6 orang karyawan yang berasal dari warga sekitar," lanjutnya.
Kemudian pada 2012, Siti dan Saherudin memulai langkah baru. Mereka memberanikan diri untuk menyewa sebuah rumah toko (ruko) sebagai lokasi usaha yang baru. Tidak hanya itu, mereka juga dibantu oleh anak-anaknya dalam mengembangkan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin.
Usaha ini pun semakin berkembang seiring kemajuan teknologi. Bahkan mereka dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Hingga kini, Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin memiliki 12 orang karyawan.
"Kondisi perkembangan zaman membuat kami yang tadinya hanya mengandalkan penjualan secara offline, kini membuat kami percaya teknologi dapat membantu kami mempertahankan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin hingga saat ini," tutup Siti.
(osc)