ExxonMobil dan Chevron boleh girang dengan 'booming' harga minyak beberapa waktu belakangan. Bisa jadi, laba kedua raksasa energi tersebut mekar pada kuartal pertama ini. Tetapi, kedua perusahaan juga akan kehilangan uang dampak keputusannya angkat kaki dari Rusia di tengah eskalasi perang dengan Ukraina.
Mengutip CNN Business, Selasa (5/4), Exxon, perusahaan migas asal AS, akan merilis laporan kuartalan pada 29 April 2022 mendatang. Perusahaan optimis laba yang diraupnya meningkat signifikan.
Bisnis inti Exxon, yakni minyak dan gas, diyakini akan meningkatkan laba perusahaan hingga US$2,3 miliar dibandingkan kuartal keempat tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harap maklum, harga minyak AS meningkat hingga sepertiga selama jangka waktu tersebut. "Belum lagi, harga gas alam yang lebih tinggi dapat menambah (laba) hingga US$400 juta," ungkap Exxon.
Tetapi, ingat, keputusan hengkang dari proyek pengeboran Rusia juga berpotensi mengakibatkan kerugian US$4 miliar lantaran sebagian proyek dimiliki oleh Pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Sebelumnya, Exxon mengatakan akan menghentikan operasional di proyek pengeboran Sakhalin-1 di Rusia. Langkah itu ditempuh dalam rangka menghukum Rusia atas invasi militer ke Ukraina yang kemudian diikuti oleh beberapa perusahaan energi lainnya.
Begitu pula dengan Chevron. Diperkirakan laba Chevron akan menyentuh level tertingginya dalam tujuh tahun terakhir karena lonjakan harga minyak dan gas yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Bos kedua perusahaan, Exxon dan Chevron, dijadwalkan bersama eksekutif senior dari beberapa perusahaan migas kakap lainnya, akan bersaksi di depan kongres pada Rabu (6/4) esok untuk membicarakan untung-rugi kondisi saat ini.