Kementerian ESDM mengatakan program transisi energi akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Hal ini diungkapkan dalam agenda forum G20 bertajuk 'Ensuring People-Centered Transitions for All'.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah sedang melakukan transisi energi dari fosil ke sektor EBT.
Sumber daya manusia, kata Dadan, menjadi hal mendasar dalam proses transisi energi tersebut. Untuk itu, pemerintah juga menyiapkan pekerja di dalam negeri untuk berpindah dari fosil ke EBT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka harus disiapkan dengan menggunakan pelatihan agar dapat berpindah dari energi fosil ke energi baru terbarukan," ujar Dadan, dikutip dari Antara, Kamis (7/4).
Saat ini, Kementerian ESDM memberikan pelatihan kepada pekerja di daerah dalam mengelola infrastruktur EBT dan konservasi energi.
Menurut Dadan, transisi energi juga harus menciptakan lapangan pekerjaan dengan memastikan akses energi yang terjangkau kepada masyarakat.
Sementara, Kementerian ESDM juga memiliki program pemberdayaan sumber daya manusia generasi muda, seperti Patriot Energi dan Gerakan Inisiatif LIstrik Tenaga Surya (Gerilya).
"Program Gerilya ditargetkan mempromosikan pengembangan PLTS atap. Startup EBT untuk generasi muda juga sedang dikembangkan untuk meningkatkan investasi dan juga pengembangan EBT," ujar Dadan.
Sementara, Kementerian ESDM juga memiliki program pemberdayaan sumber daya manusia generasi muda, seperti Patriot Energi dan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya).
Pemerintah berkomitmen untuk mencapai 23 persen EBT dalam bauran energi pada 2025 mendatang. Tercatat, realisasi bauran energi dari EBT baru 11,7 persen pada akhir 2021.
(aud/bir)