Faisal Basri soal Keruwetan Minyak Goreng: Pemerintah Bikin Ulah

CNN Indonesia
Kamis, 07 Apr 2022 13:53 WIB
Ekonom senior Faisal Basri berpendapat pemerintah menjadi biang kerok atas persoalan minyak goreng saat ini. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom senior Faisal Basri menilai pemerintah merupakan sumber dari keruwetan masalah minyak goreng yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Keruwetan itu ditandai dengan kenaikan harga hingga kelangkaan pasokan minyak goreng di pasar.

"Pemerintah sendiri yang, aduh, maaf ya, menciptakan kelangkaan dan keruwetan minyak goreng," ucap Faisal di acara diskusi online bertajuk 'Harga Kian Mahal: Recovery Terganggu?', Kamis (7/4).

Faisal menjelaskan kebijakan pemerintah soal harga dan pajak memicu lonjakan harga minyak goreng hingga kelangkaan di pasar.

Pemerintah, sambungnya, mengenakan tarif pajak ke eksportir yang hendak menjual minyak sawit mentah (CPO) ke luar negeri. Namun, pemerintah tak mengenakan pajak bila eksportir menjualnya ke pabrik biodiesel.

"Pemerintah mengatakan 'eh pabrik CPO, kalau kalian jual CPO ke pabrik biodiesel, harganya harga internasional dan tidak dipotong pajak ekspor' begitu," kata Faisal.

Kebijakan ini membuat para pengusaha lebih banyak menjual ke pabrik biodiesel ketimbang pabrik CPO yang mengolah minyak goreng. Sebab, ketika menjual ke pabrik pengolahan CPO, mereka dikenakan pajak.

"Misal kalau jual ke minyak goreng ya harganya US$75, tapi kalau ke biodiesel US$100. Itu pemerintah yang bikin, jadi pemerintah yang bikin ulah kebijakan dua harga," tutur Faisal.

Alhasil, pasokan CPO yang diolah menjadi minyak goreng menjadi terbatas dan membuat harga jual melambung di pasaran.

Saat ini, pemerintah juga sudah menyerahkan harga minyak goreng kemasan sesuai mekanisme pasar, di mana harga minyak goreng kemasan berkisar Rp25 ribu per liter atau naik dua kali lipat dari sebelumnya.

Sebelumnya, pemerintah mematok Harga Eceran Teratas (HET) untuk minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan premium Rp14 ribu per liter. Namun, aturan itu dicabut, sehingga harga minyak goreng kemasan akan ditetapkan sesuai keekonomian.

Sebagai gantinya, pemerintah memberikan subsidi untuk minyak goreng curah. Namun, HET minyak goreng curah naik dari Rp11.500 per liter menjadi Rp14 ribu per liter.

Meski begitu, harga minyak goreng curah masih lebih mahal dari HET di pasaran. Rata-rata pedagang menjual dengan harga lebih dari Rp20 ribu.

(uli/aud)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK