Jerman Gelontorkan Rp46,4 T untuk Kurangi Ketergantungan Gas Rusia

CNN Indonesia
Senin, 18 Apr 2022 12:29 WIB
Jerman menggelontorkan dana Rp46,4 triliun untuk mengimpor LNG terapung guna mengurangi ketergantungan pada gas Rusia.
Jerman menggelontorkan dana Rp46,4 triliun untuk mengimpor LNG terapung guna mengurangi ketergantungan pada gas Rusia. Ilustrasi. (AP/Christoph Soeder).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Jerman telah menggelontorkan hampir tiga miliar euro atau setara Rp46,496 triliun (asumsi kurs Rp15.498 per euro) untuk mengimpor gas alam cair (LNG) terapung. Langkah itu dilakukan demi mengurangi ketergantungan pada gas Rusia.

"Ketergantungan pada impor energi Rusia harus dikurangi dengan cepat dan berkelanjutan. Terminal LNG terapung memberi kontribusi penting, untuk itu kami harus menyediakan dana," cuit Menteri Keuangan Christian Lindner lewat akun Twitternya seperti dikutip dari AFP, Senin (18/4).

Dilansir dari AFP, Senin (18/4), Kementerian Ekonomi Jerman telah menganggarkan 2,94 miliar euro (setara Rp45,581 triliun) untuk sewa kapal LNG besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia adalah produsen bahan bakar fosil utama dan menyumbang sekitar 45 persen dari impor gas Uni Eropa tahun lalu. Tetapi UE kini berada di bawah tekanan untuk menjatuhkan sanksi pada impor minyak dan gas dari Moskow.

Dalam beberapa tahun terakhir, Jerman telah mengimpor 55 persen gasnya dari Rusia melalui jaringan pipa darat. Angka ini sudah berkurang menjadi 40 persen pada akhir kuartal pertama 2022, dengan Jerman memilih untuk meningkatkan impor dari Belanda dan Norwegia dalam bentuk LNG.

LNG yang datang dalam bentuk cair dapat dikonversi menjadi gas pada saat kedatangan untuk didistribusikan.

Terminal bergerak, yang dikenal sebagai Floating Storage Regasification Units (FSRU), memungkinkan untuk mengubah LNG yang dibawa oleh kapal tanker menjadi gas dan menyuntikkannya ke jaringan pipa.

[Gambas:Video CNN]

Terdapat sekitar 20 negara yang mengekspor gas cair lewat kapal, dan tiga pemasok terbesarnya adalah Australia, Qatar, dan Amerika Serikat.

Saat ini, Jerman belum memiliki terminal darat untuk memproses gas cair yang diimpor sehingga harus bergantung pada terminal di negara-negara Uni Eropa lain. Hal ini membatasi kapasitas impornya.

Menurut media Jerman, pemerintah sedang mempertimbangkan penyewaan tiga atau empat kapal bersama mitra swasta yang akan ditempatkan di pelabuhan Laut Utara atau Baltik untuk meningkatkan impor LNG.

Namun, Pemerintah Jerman masih belum yakin dapat benar-benar lepas dari gas Rusia sebelum pertengahan 2024.

(tdh/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER