Harga Minyak Dunia Bergerak Dua Arah Akibat Tarik Menarik Sentimen

CNN Indonesia
Kamis, 21 Apr 2022 08:25 WIB
Harga minyak ditutup bervariasi di Kamis (21/4) pagi akibat tarik menarik sentimen antara kekhawatiran pasar terhadap penurunan ekonomi dan pengetatan pasokan.
Harga minyak ditutup bervariasi di Kamis (21/4) pagi akibat tarik menarik sentimen antara kekhawatiran pasar terhadap penurunan ekonomi dan pengetatan pasokan. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (20/4) waktu AS atau Kamis (21/4) pagi WIB. Hal itu terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi dan stagnasi permintaan yang membebani pengetatan pasokan, serta penurunan tajam stok minyak mentah AS.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun 45 sen atau 0,4 persen menjadi US$106,80 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei naik 19 sen atau 0,2 persen menjadi US$102,75 per barel di New York Mercantile Exchange.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Ritterbusch and Associates Galena Jim Ritterbusch mengatakan kenaikan harga minyak yang tipis itu, ditopang oleh prospek pasokan yang lebih ketat setelah sanksi terhadap Rusia. Negara Barat menjatuhkan sanksi untuk melarang impor minyak dari Negeri Beruang Merah.

"Dengan perang Ukraina yang meningkat, kemungkinan durasi konflik yang diperpanjang meningkat dan potensi hilangnya pasokan Rusia ke pasar meningkat," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Kamis (21/4).

Di sisi lain, Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat stok minyak mentah AS turun 8 juta barel pekan lalu karena lonjakan ekspor yang tinggi.

[Gambas:Video CNN]

Meski demikian, kedua harga acuan turun sekitar 5,0 persen pada Selasa (19/4) lalu, setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global hampir satu poin persentase penuh karena ancaman inflasi.

Analis P.M, Stephen Greenock memperingatkan bahwa inflasi telah mengancam banyak negara.

"Melemahnya pertumbuhan dan meningkatnya tekanan inflasi hanya bisa berarti satu hal: momok stagflasi menggantung di atas ekonomi global," kata dia.

(mrh/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER