Morgan Stanley Wanti-wanti Ekonomi Dunia Anjlok Separuh Dibanding 2021

Morgan Stanley memprediksi ekonomi global hanya tumbuh di kisaran 2,9 persen tahun ini, kurang dari setengah jika dibandingkan dengan 2021 yang 6,2 persen. Penurunan pertumbuhan itu kata mereka dipicu oleh banyak masalah.

"Perlambatan bersifat global, didorong oleh lemahnya dorongan fiskal, pengetatan kebijakan moneter, dampak berkelanjutan dari covid-19, rantai pasokan yang terus terhambat, dan, yang terbaru, dampak dari invasi Rusia ke Ukraina," tulis ekonom Morgan Stanley, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (12/5).

Morgan Stanley mengatakan penurunan kinerja pertumbuhan global akan semakin meluas. Perkiraan mereka hanya dua negara besar, yakni Jepang dan India yang ekonominya tidak melambat secara substansial.

"Kami sekarang tidak melihat produk domestik bruto (PDB) global kembali ke tren pra-covid dalam periode perkiraan," ujarnya.

Meski sejumlah bank sentral dunia sudah memperketat kebijakan moneter agar inflasi terkendali, tapi perlambatan ekonomi global masih terjadi akibat perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung selesai dan penguncian wilayah karena kasus covid-19 di China.

Imbas perang Rusia dan Ukraina, harga komoditas energi dunia seperti minyak mentah dan gas melambung tinggi. Hal ini membuat inflasi global semakin parah sehingga negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menaikkan suku bunga.

Rantai suplai sejumlah negara juga menjadi terhambat oleh penguncian wilayah di China yang hendak menurunkan angka kasus covid-19. Keputusan ini telah menghentikan produksi pabrik dan menghambat permintaan domestik China, serta membebani ekonominya dengan pertumbuhan ekspor yang turun ke level terendah dalam hampir dua tahun.