Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bertemu dengan Menteri Pertumbuhan Ekspor dan Perdagangan Selandia Baru Damien O'connor. Keduanya membahas potensi perdagangan antara kedua negara.
Kedua menteri perdagangan itu juga menyinggung ekonomi di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam pertemuan yang dilakukan di sela rangkaian pertemuan APEC 28th Minister Responsible For Trade (MRT) yang digelar pada 21-22 Mei di Bangkok, Thailand, Lutfi mengatakan perdagangan Indonesia dan Selandia Baru memiliki peluang yang besar untuk terus dikembangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di perdagangan antara RI dan Selandia Baru, ia menuturkan Indonesia memiliki beberapa produk potensial seperti kendaraan bermotor, kertas koran, kertas tanpa lapisan, dan kayu lapis. Sementara, produk potensial dari Selandia Baru di antaranya susu bubuk rendah lemak, potongan sapi beku, dan apel segar.
Di bidang investasi, Selandia Baru masuk dalam peringkat ke-38 sumber investasi asing untuk Indonesia dengan total investasi mencapai US$8,2 juta atau Rp120,11 miliar (asumsi kurs Rp14.648 per dolar AS) pada 2021.
Pada periode tersebut Selandia Baru berinvestasi pada sektor jasa, yaitu hotel dan restoran, perumahan, kawasan industri, dan kegiatan bisnis, serta perdagangan dan perbaikan.
"Saya mendorong investor Selandia Baru untuk mengeksplorasi sektor potensial lainnya untuk menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara," kata Lutfi dalam keterangan resmi, Senin (23/5).
Pada kesempatan itu, Lutfi juga menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mendukung Multilateral Trading System (MTS) untuk reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Lutfi berharap, Konferensi Tingkat Menteri ke-12 (MC12) akan memberikan hasil yang berarti untuk kemajuan perdagangan dunia.
Ia menambahkan Indonesia memprioritaskan kesimpulan mandat Doha, seperti subsidi perikanan dan agenda pertanian dengan mengurangi subsidi secara proporsional.
Dalam negosiasi perikanan, Indonesia menegaskan kembali dukungan untuk disiplin yang kuat, efektif, dan adil dalam mencapai target SDG 14.6 yang mencakup Perlakuan Khusus dan Diferensial (Special and Differential Treatments/SDTs) sebagai elemen penting untuk memastikan kebijakan yang seimbang di antara ekonomi dengan berbagai tingkat pembangunan dan kapasitas.
Lihat Juga : |
Di Pertanian, lanjut Mendag Lutfi, Indonesia mendukung solusi permanen terhadap cadangan pangan masyarakat untuk ketahanan pangan (Public Stockholding for Food Security Purposes/PSH) dan program kerja yang dapat dijalankan pada Special Safeguard Mechanism for Developing Member (SSM).
Tujuannya, untuk memastikan transparansi, ketahanan pangan, kegiatan re-ekspor, serta menegaskan kembali pentingnya pengurangan subsidi dukungan domestik 50 persen oleh ekonomi maju.
Sementara itu, Menteri O'connor menyampaikan dukungannya dalam meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia dan Selandia Baru. Selain itu, juga dibutuhkan kerja sama berbagai negara dalam mengatasi tantangan di depan.
Salah satunya dalam mengurangi dampak akibat perubahan iklim dan dampak akibat perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Lihat Juga : |
Adapun total perdagangan Indonesia dengan Selandia Baru tercatat sebesar US$487,10 juta atau Rp7,13 triliun pada periode Januari-Maret 2022.
Angkanya meningkat 32,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$367,12 juta atau Rp5,37 triliun.
Sedangkan total perdagangan kedua negara tercatat sebesar US$1,68 miliar atau Rp24,6 triliun pada 2021.