Kementerian PUPR melakukan penanganan tanggap darurat setelah bencana banjir rob di Pantai Utara Jawa (Pantura).
Dilansir dari Antara, Senin (24/5), Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengungkapkan tim Kementerian PUPR di daerah telah melakukan beberapa upaya penanganan darurat.
Salah satunya dengan menginventarisasi tanggul yang limpas dan pemasangan geobag alias jumbo bag untuk menahan air. Penambahan jumbo bag dilakukan guna antisipasi tanggul jebol selanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Kami juga telah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kota dan kabupaten untuk rencana penanganan darurat serta melakukan pendataan kawasan terdampak, sekaligus mempersiapkan sarana pengendali banjir seperti pompa air dan bahan banjiran," kata Adek.
Banjir rob yang terjadi, lanjut Adek, khususnya di Semarang bukan diakibatkan oleh kerusakan infrastruktur tanggul rob yang tengah dibangun, melainkan akibat tingginya air pasang.
"Alhamdulillah sejak tadi malam pukul 22.00 WIB, ketinggian air pada level 162 sentimeter di atas permukaan laut (cm dpl) dan sudah menunjukkan tren menurun," ujar Adek.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja menerangkan tingginya muka air laut sempat mencapai 210 cm mdpl.
Lihat Juga : |
Level air yang tinggi ini membuat sebagian wilayah Jawa Tengah bagian utara terendam banjir rob, khususnya daerah Semarang, Pekalongan, dan Demak.
"Pasang air laut 210 cm mdpl dapat disebut ekstrem bila dibandingkan catatan pasang surut lima tahun terakhir dengan muka air pasang tertinggi pada kisaran 180 cm mdpl," ujar Endra dalam keterangan resmi.
Dalam upaya penanganan banjir rob di Pantai Utara Jawa secara jangka panjang, Kementerian PUPR terus melakukan pembangunan infrastruktur pengendali banjir secara bertahap di sekitar Kota Semarang.
Di antaranya dengan pembangunan Bendungan Jatibarang untuk penanganan hulu dan pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, termasuk Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB) untuk penanganan hilir.
Untuk menahan limpasan rob, Kementerian PUPR telah membangun tanggul rob yang membentang sepanjang 2,17 km dari Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), melingkari kawasan industri Terboyo hingga Kali Sringin.
Selain itu, ada pula pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak sepanjang 27 km yang direncanakan terintegrasi dengan tanggul laut.