Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Perjuangan (Apkasindo Perjuangan) Alvian Arahman mengatakan harga buah tandan segar (TBS) kelapa sawit kembali naik usai pemerintah membuka keran ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya mulai Senin (23/5).
Ia memaparkan harga normal TBS sebelum pemerintah melarang ekspor CPO berada di level Rp3.600 hingga Rp3.800 per kg. Kemudian, saat larangan ekspor berlaku harganya turun 50 persen menjadi Rp1.600 per kg.
"Alhamdulillah, hari ini sudah mengalami kenaikan ada Rp400 sampai Rp600 di tingkat petani rata-rata harga di provinsi ada menyentuh angka Rp2.300 sampai Rp2.400 dengan dicabutnya kebijakan (larangan ekspor) tersebut," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (24/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Ia pun berterima kasih kepada pemerintah. Sebab, dengan dicabutnya larangan ekspor memberikan harapan lagi bagi kehidupan petani.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut larangan ekspor CPO dan produk turunannya setelah pemerintah merasa pasokan minyak goreng curah di tanah air mencukupi.
Jokowi mengatakan kebutuhan minyak goreng curah nasional mencapai 194 ribu ton per bulan. Sebelum larangan ekspor berlaku, pasokan minyak goreng curah hanya 64,5 ribu ton per bulan. Setelah larangan ekspor berlaku, pasokan berhasil naik jadi 211 ribu ton per bulan.
Lihat Juga : |
"Itu sudah melebihi kebutuhan nasional kita," katanya.
Selain pasokan yang melimpah, mantan Wali Kota Solo itu juga mengklaim larangan ekspor yang diberlakukannya berhasil menekan harga minyak goreng curah lagi. Ia menyebut sebelum larangan ekspor berlaku pada 28 April lalu, rata-rata harga minyak goreng nasional adalah Rp19.800.
Namun, ia mengklaim setelah larangan ekspor berlaku harga minyak goreng curah berhasil turun jadi Rp17.200 hingga Rp17.600 per liter.