Mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menyinggung perilaku pengunjung yang asal-asalan selama di Candi Borobudur.
Ia menilai masih banyak masyarakat yang tak sadar untuk menjaga aset bersejarah, seperti Candi Borobudur.
"Jangan-jangan prevalensi buta huruf di negeri ini masih tinggi, (atau buta hati)," tulis Triawan dalam akun Instagram-nya @triawanmunaf, dikutip Senin (6/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam postingan itu, ia mengunggah potret pengunjung Candi Borobudur yang terlihat asyik duduk di stupa, bahkan banyak juga yang memanjat hingga atas stupa.
Padahal, pengelola Candi Borobudur telah menuliskan larangan untuk duduk di atas stupa. Hanya saja, masih banyak pengunjung yang tak peduli dengan peringatan tersebut.
Kemudian, Triawan juga menunjukkan foto pengunjung yang menaiki tembok candi. Padahal, pengelola sudah memasang pembatas di bagian depan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengusulkan harga tiket masuk ke kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, naik menjadi Rp750 ribu untuk wisatawan lokal atau turis domestik.
Lihat Juga : |
Perubahan itu seiring dengan pembatasan atau kuota sebanyak 1.200 wisatawan yang boleh mengunjungi Candi Borobudur dalam sehari.
"Kami juga sepakat untuk membatasi kuota turis sebanyak 1.200 orang per hari, dengan biaya US$100 untuk wisatawan mancanegara dan turis domestik sebesar Rp750 ribu. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5.000 rupiah saja," katanya dikutip dari akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.
Luhut menuturkan langkah tersebut dilakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.
(dzu/aud)