Harga Minyak Mentah Turun, Tapi Masih di Level Tertinggi US$123
Harga minyak mentah dunia turun tipis pada penutupan Kamis (9/6), waktu setempat, setelah beberapa kota di China memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah karena lonjakan kasus covid-19.
Pembatasan diberlakukan di distrik Minhang dan warga setempat diminta berdiam diri di rumah masing-masing selama dua hari ke depan, sejak aturan baru itu diterapkan pada Kamis (9/6).
Pun demikian, harga minyak dunia masih di level tertingginya dalam tiga bulan terakhir, dengan posisi di kisaran US$121-US$123 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent dipatok US$123,07 per barel, setelah turun tipis 0,4 persen.
Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) jatuh 0,5 persen ke posisi US$121,51 per barel.
Harga minyak reli selama dua bulan terakhir karena pasokan penyulingan yang ketat di tengah peningkatan permintaan. Pasokan dari Rusia juga berkurang lantaran invasinya ke Ukraina.
Puncak perayaan musim panas AS juga terus mendorong harga minyak. "Saya pikir harga energi akan lebih tinggi untuk neraca tahun ini, kecuali memang ada terobosan sejumlah besar minyak mentah kembali ke pasar," ungkap Presiden Lipow Oil Associates Andre Lipow.
Data pemerintah AS menyebut stok bensin turun secara tak terduga pekan lalu. Sementara itu, permintaan minyak mencapai 9 juta barel per hari pada empat pekan belakangan, hanya turun satu persen dibandingkan puncak musim panas tahun lalu.
"Meskipun harga (minyak) lebih tinggi, kami belum melihat penurunan permintaan yang cukup besar. Orang-orang masih mengemudi," imbuh Wakil Presiden Senior StoneX Financial Thomas Saal.