Bitcoin 'Cuci Gudang' Cuma US$21 Ribu per Keping
Harga kripto terjun bebas hingga menyisakan bitcoin seharga US$21.299 per keping. Harga mata uang digital dengan kapitalisasi terbesar itu terendah di lebih dari 18 bulan terakhir.
Berdasarkan coinmarketcap.com, Selasa (14/6), bitcoin tercatat jatuh 17,36 persen dalam semalam atau 27,49 persen dalam sepekan terakhir.
Sementara itu, ethereum juga anjlok parah hingga 17,49 persen. Kini, sekeping ethereum cuma dibanderol US$1.121. Padahal, harga normal ethereum di atas US$2.000 per keping.
Lihat Juga : |
Selanjutnya, BNB jatuh 13,18 persen ke posisi US$208,51 per keping. Sedangkan cardano turun 4,68 persen ke posisi US$0,4455 per keping.
Tak ketinggalan, XRP dan solana juga merosot masing-masing 10,01 persen dan 8,59 persen. Saat ini, sekeping XRP dihargai US$0,2978 dan solana US$26,45 per keping.
Dua platform cryptocurrency terbesar di dunia pun membatasi aktivitas perdagangan karena krisis pasar kripto terus berlanjut.
The Celsius Network, salah satu platform yang memiliki 1,7 juta pelanggan menuturkan bahwa kondisi pasar yang ekstrem telah memaksa perusahaan untuk menghentikan sementara semua penarikan, pertukaran, dan transfer antar akun.
Lihat Juga : |
"Kami mengambil tindakan yang diperlukan untuk kepentingan seluruh komunitas kami untuk menstabilkan likuiditas dan operasi sementara, demi melindungi aset," ungkap perusahaan dikutip dari CNN Business.
Sementara, Binance, pertukaran mata uang kripto terbesar di dunia, menangguhkan penarikan di jaringan bitcoin selama beberapa jam pada Senin (13/6).
Perusahaan membuat keputusan itu karena beberapa transaksi macet. "Kami masih bekerja untuk memproses penarikan jaringan bitcoin yang tertunda, dan ini diperkirakan akan selesai dalam beberapa jam ke depan," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Pasar cryptocurrency telah terpukul dalam beberapa bulan terakhir setelah pandemi covid-19 . Bank sentral utama di dunia telah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang melonjak dan para pedagang bergegas untuk membuang investasi berisiko, termasuk aset kripto mereka yang bergejolak.
Bitcoin, cryptocurrency paling berharga di dunia, telah kehilangan 15 persendalam 24 jam terakhir, menempatkannya sekitar 66 persen di bawah level tertinggi sepanjang masa pada November 2021 lalu.
TerraUSD, stablecoin algoritmik yang lebih berisiko yang menggunakan kode kompleks untuk mematok nilainya terhadap dolar AS, juga runtuh menghanguskan simpanan ribuan investor.
Sementara itu, Pemerintah Amerika Serikat mengawasi dampak dari crash crypto dengan cermat dan dapat bergerak untuk melindungi investor.
"Ada banyak risiko yang terkait dengan cryptocurrency," tutur Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen sembari berjanji akan merilis laporan tentang masalah kripto.
Saat ini, kripto masih dilarang sebagai alat bayar di Indonesia.
Namun, kripto termasuk komoditas bursa berjangka, sehingga tidak masalah selama digunakan sebagai investasi maupun komoditas yang diperjualbelikan oleh para pelaku pasar.
Aset kripto diatur oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan lewat Peraturan Bappebti No 2 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka.