Bayang-bayang Kenaikan Bunga Acuan AS Tekuk Harga Minyak
Harga minyak mentah dunia melemah karena pasar khawatir The Fed semakin agresif dalam menaikkan suku bunga acuan dalam rapat pekan ini.
Mengutip Antara Rabu (15/6) ini, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun US$1,1 atau 0,9 persen menjadi US$121,17 per barel.
Begitu juga dengan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$2 atau 0,7 persen menjadi US$118,93 per barel.
Sebagian pengamat memperkirakan The Fed mengerek suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada rapat pekan ini. Namun, beberapa pihak lain memproyeksi bank sentral AS menaikkan bunga acuan sampai 75 bps karena inflasi Negeri Paman Sam melonjak hingga 8,6 persen per Mei 2022.
"Ketakutan akan kenaikan bunga acuan yang lebih besar ini menurunkan ekuitas dan minyak," ungkap mitra di Again Capital LLC New York John Kilduff, dikutip dari Antara, Rabu (15/6).
Selain itu, harga minyak dunia juga tertekan lantaran AS berencana menetapkan pajak tambahan 21 persen atas keuntungan perusahaan minyak yang mencapai lebih dari US$1 miliar.
Di sisi lain, pasokan minyak juga mulai menipis di global. Ekspor Libya menurun di tengah krisis politik di negara tersebut.
Produsen OPEC+ juga sedang berjuang untuk memenuhi kuota produksi. Kemudian, Rusia memiliki masalah sendiri berupa larangan pengiriman minyak ke Uni Eropa.
Pasokan yang menipis ini membuat UBS menaikkan proyeksi harga Brent menjadi US$130 per barel pada akhir September dan menjadi US$125 per barel pada kuartal IV 2022.
"Persediaan minyak yang rendah, kapasitas cadangan yang berkurang telah mendorong kami untuk menaikkan perkiraan harga minyak," ucap bank tersebut.
Senada, lembaga pemeringkat Fitch Ratings juga menaikkan asumsi harga Brent dan WTI masing-masing US$5. Dengan demikian, harga Brent diperkirakan tembus US$105 per barel dan WTI US$100 per barel pada 2022.
(aud/agt)