Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.812 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (21/6) sore. Mata uang Garuda menguat 23 poin atau 0,16 persen dari sebelumnya.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.804 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Yen Jepang melemah 0,19 persen, yuan China melemah 0,07 persen, won Korea Selatan melemah 0,13 persen dan peso Filipina melemah 0,36 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sebaliknya, dolar Singapura menguat 0,29 persen, ringgit Malaysia menguat 0,04 persen dan baht Thailand menguat 0,12 persen. Hanya dolar Hong Kong yang terpantau stagnan di perdagangan sore ini.
Sementara itu, mata uang negara maju pun terlihat kompak berada di zona hijau. Terpantau euro Eropa menguat 0,59 persen, poundsterling Inggris menguat 0,46 persen, dolar Australia menguat 0,32 persen.
Kemudian franc Swiss menguat 0,23 persen dan dolar Kanada menguat 0,52 persen serta Rubel Rusia yang menguat 1,98 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan nilai tukar rupiah kali ini disebabkan oleh sikap investor yang masih menunggu keputusan The Fed untuk menekan inflasi negaranya yang sangat tinggi.
Sebab, kebijakan dalam menangani inflasi dengan menaikkan suku bunga akan menambah tekanan pada proses perbaikan pertumbuhan ekonomi di negeri Paman Sam tersebut.
"Dolar melemah terhadap mata uang lainnya pada Selasa, karena investor mengawasi sikap dari bank sentral utama untuk mengekang inflasi," ujarnya dalam keterangan resmi.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif. Namun, rupiah berpeluang ditutup menguat di rentang Rp14.790 per dolar AS sampai Rp14.840 per dolar AS.