Super App Fintech Mampu Dorong Target Inklusi Keuangan

Ajaib | CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2022 18:36 WIB
telah hadir super app di layanan investasi, seperti Ajaib Group yang menghadirkan 3 produk investasi dalam satu aplikasi yaitu saham, reksadana dan aset kripto.
Di Indonesia saat ini telah hadir beberapa super app di layanan investasi, seperti Ajaib Group yang menghadirkan tiga produk investasi dalam satu aplikasi yaitu saham, reksadana dan aset kript0. (Arsip Ajaib).
Jakarta, CNN Indonesia --

Jakarta - Berbagai platform digital mulai masuk ke dalam ranah super app untuk memudahkan para penggunanya. Di Indonesia saat ini telah hadir beberapa super app di layanan investasi, seperti Ajaib Group yang menghadirkan tiga produk investasi dalam satu aplikasi yaitu saham, reksadana dan aset kripto. Di sektor marketplace, Tokopedia juga menyediakan layanan investasi reksadana dengan Bareksa yang diawasi OJK dan emas oleh Pluang yang diawasi Bappepti.

Selain itu, baru-baru ini Chairul Tanjung menyatakan aplikasi Allo Bank akan menjadi super app dengan menggabungkan layanan perbankan, news portal, hingga toko ritel di bawah CT Corp. Berbagai inovasi teknologi di sektor layanan keuangan pun mendorong munculnya berbagai super app di bidang financial technology.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, saat ini pola konsumsi tengah beralih dari offline ke online. Berdasarkan data dari Google, Temasek, Bain, konsumsi barang online mengalami kenaikan dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masyarakat cenderung memilih transaksi online via e-commerce, sehingga lebih tinggi dibandingkan sebelum 2020. Begitu juga dengan konsumsi layanan perbankan, di mana orang saat ini lebih banyak bertransaksi via mobile banking, online banking, mobile apps dibandingkan dengan datang ke cabang, ATM, ataupun menelpon CS," kata Nailul dalam keterangannya, Senin (27/6).

Kebutuhan ini, kata dia, mendorong lahirnya inovasi super app yang menyatukan layanan digital dalam satu aplikasi. Penyatuan dalam satu ekosistem ini menurutnya diperlukan, karena banyak layanan digital yang masih berdiri sendiri dan terpisah-pisah.

"Makanya muncul istilah super app di mana kebutuhan layanan digital masyarakat dipenuhi hanya oleh satu aplikasi. Dengan semakin berkembangnya ekosistem digital, kehadiran super app pasti akan semakin banyak. Potensinya sangat besar sekali memang untuk ke depan," ungkap Nailul.

Kehadiran super apps di Indonesia turut mendukung inisiatif Presiden Joko Widodo untuk mendorong ekonomi digital dan inklusi finansial. Super app akan menjadi salah satu cara efektif bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan hingga 90 persen pada 2024 mendatang, seusai Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).

Kehadiran super app di sektor layanan keuangan yang telah dilakukan oleh perusahaan teknologi seperti Ajaib, Tokopedia, dan Allo Bank akan memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia dan mendukung inisiatif Presiden Joko Widodo untuk mendorong ekonomi digital dan mencapai target inklusi keuangan lebih cepat.

Pasalnya, fintech super app mampu menjangkau underbank dan unbanked, dan pada akhirnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Masyarakat yang tersebar di berbagai daerah, misalnya, dapat membeli produk investasi reksadana dan emas secara aman melalui platform marketplace.

Sementara Peneliti Lembaga Demografi Universitas Indonesia, Dr. Alfindra Primaldhi menilai, saat ini merupakan momen yang tepat bagi fintech berkembang. Menurut dia, meluasnya penetrasi internet menghasilkan masyarakat yang semakin tech-savvy, termasuk terhadap investasi digital melalui aplikasi.

"Meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap produk keuangan di platform fintech dapat mendorong penyedia layanan untuk mengembangkan layanan keuangan yang mudah digunakan oleh konsumen lintas demografi. Hal ini akan berdampak pada percepatan inklusi keuangan pada masyarakat," jelasnya.

Adapun dia menuturkan bahwa sekadar pengembangan fitur super app tidak cukup untuk mewujudkan inklusi keuangan. Pengembangan layanan dikatakannya tetap harus dibarengi dengan edukasi yang komprehensif dan konsisten ke berbagai lapisan masyarakat, terutama yang masih awam dengan fintech.

"Tujuannya adalah memastikan konsumen paham betul layanan keuangan yang mereka gunakan, termasuk keamanannya," pungkasnya.

(inh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER