Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mengatakan perusahaan teknologi finansial (fintech) akan berpartisipasi sebagai peserta BI-FAST pada 2023 mendatang.
"Fintech dijadwalkan 2023 untuk partisipasi (BI-FAST)," ungkap Sekretaris Jenderal ASPI Handayani di Bali, Rabu (13/7).
Ia mengatakan setiap pihak perlu menyiapkan sejumlah dana untuk menjadi peserta BI-FAST. Saat ini, infrastruktur BI-FAST baru diperuntukkan bagi perbankan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada investasi yang harus disiapkan untuk bisa berpartisipasi di BI-FAST. Kenapa fintech belum? Karena pelaksanaan BI-FAST ditunjukkan untuk perbankan," kata Handayani.
Nantinya, pelaku fintech bisa langsung mengajukan proposal untuk berpartisipasi dalam BI-FAST ketika pendaftaran sudah dibuka oleh BI. Setelah itu, bank sentral akan melakukan mengecek terlebih dahulu apakah infrastruktur fintech itu cukup memadai atau tidak.
"Harapannya ini nanti seluruh pelaku industri bisa memanfaatkan BI-FAST karena dengan BI-FAST memfasilitasi transaksi dengan cemumuah atau cepat mudah murah andal," kata Handayani.
BI mencatat jumlah peserta BI-FAST sebanyak 42 bank per 31 Januari 2022. Dengan kata lain, puluhan bank itu menerapkan biaya transfer antarbank cuma Rp2.500.
BI-FAST adalah infrastruktur sistem pembayaran yang disediakan BI yang dapat diakses melalui aplikasi yang disediakan industri sistem pembayaran dalam memfasilitasi transaksi pembayaran ritel bagi masyarakat.