Kekayaan Presiden Sri Lanka US$10 Juta, Kini Kabur Usai Didemo Massa

CNN Indonesia
Kamis, 14 Jul 2022 17:28 WIB
Total kekayaan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa diperkirakan kurang lebih mencapai US$10 juta.
Total kekayaan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa diperkirakan kurang lebih mencapai US$10 juta. (AP/Eranga Jayawardena).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa didesak mundur oleh masyarakat setelah membuat negara itu bangkrut akibat lonjakan utang, krisis energi dan pangan.

Namun di tengah desakan itu, ia justru kabur ke Maladewa dan mengingkari janjinya yang akan mundur dari posisi Presiden. Tak hanya itu, Gotabaya dikabarkan akan ke Singapura setelah dari Maladewa.

Menjadi presiden ke-8 di Sri Lanka yang menjabat sejak 2019, Gotabaya memenangkan pemilu dengan 52,25 persen suara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip jagranjosh, kekayaan bersih Gotabaya diperkirakan mencapai US$10 juta atau setara dengan Rp149,6 miliar (asumsi kurs Rp14.966 per dolar AS).

Sementara laporan Vice mencatat, Dinasti Rajapaksa memiliki banyak kekayaan di luar negeri. Dua per tiga dari APBN Sri Lanka dikontrol penuh oleh dinasti tersebut.

Dalam lanskap politik dengan tradisi dinasti, anggota keluarga Rajapaksa memegang peran penting dalam kabinet dan lembaga-lembaga negara. Sementara kerabatnya diberi jabatan diplomatik tinggi.

Ayahnya, Don Alwin Rajapaksa, adalah seorang politisi dari Partai Kebebasan Sri Lanka (Sri Lanka Freedom Party). Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Pertanahan pada 1959-1960.

Sedangkan kakaknya, Mahinda Rajapaksa juga pernah menjabat sebagai Presiden pada 2005 hingga 2015.

Hasil investigasi Pandora Papers tahun lalu menemukan beberapa anggota Rajapaksa menimbun jutaan dalam investasi dan rekening luar negeri.

Pada 2015, seorang politisi oposisi menuduh pemerintah Rajapaksa melakukan transaksi keuangan ilegal senilai lebih dari $5 miliar.

Mahinda Rajapaksa sendiri dituduh mencuri jutaan dolar yang dimaksudkan untuk bantuan tsunami pada 2004. Selain itu, selama bertahun-tahun, putra Mahinda, Namal, juga dituduh melakukan pencucian uang dan menerima hadiah jutaan dolar oleh perusahaan swasta asing.

Ini adalah ironi yang terjadi di negara dengan pendapatan tahunan rata-rata kurang dari US$4000.

Anggota pendiri dan koordinator Jurnalis untuk Demokrasi di Sri Lanka (JDS) Bashana Abeywardane mengatakan yang terlihat dalam Pandora Papers hanya puncak dari gunung es.

"Jika Anda mencoba melihat kekayaan yang dikumpulkan Rajapaksa, kami tidak tahu persis berapa jumlahnya," kata Bashana.

"Apa yang kita lihat di luar sana hanyalah puncak gunung es. Ada bukti tertentu, tetapi orang Sri Lanka juga memiliki firasat tentang skala korupsi ini," imbuhnya.

Sebagai informasi, anggota parlemen di Sri Lanka memperoleh gaji bulanan senilai US$150 per bulan dengan tunjangan lainnya.

Sementara gaji presiden di Sri Lanka hanya senilai US$250 per bulan.

"Gaji pemerintah mereka kurang dari kebanyakan warga biasa,lalu bagaimana mereka menjalani kehidupan yang mewah ini?" kata Dilrukshi Handunnetti, seorang pengacara dan direktur eksekutif Pusat Pelaporan Investigasi Sri Lanka.

[Gambas:Video CNN]

(dzu/bir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER