Microsoft melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah kecil karyawan, beberapa hari setelah pembuat perangkat lunak memulai tahun fiskal 2023, imbas dari perubahan struktural.
Mengutip CNBC, Jumat (15/7), jumlah karyawan yang di PHK kurang dari 1 persen dari total karyawan perusahaan software yang mencapai 181 ribu per Juni 2021.
"Hari ini kami memberi tahu sejumlah kecil karyawan bahwa peran mereka telah dihilangkan," kata juru bicara Microsoft kepada CNBC melalui email.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah hasil dari penataan kembali strategis, dan seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi bisnis kami secara teratur. Kami terus berinvestasi di area tertentu dan meningkatkan jumlah karyawan di tahun mendatang," imbuhnya.
Adapun perusahaan teknologi baik skala besar maupun kecil telah memperlambat rencana perekrutan, atau mengumumkan pengurangan tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir.
Ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga dari ancaman resesi ekonomi, meski bank sentral telah menaikkan suku bunga untuk mencegah hal itu terjadi.
Kondisi itu juga membuat investor menjadi kurang tertarik pada perusahaan seperti Microsoft, di mana sahamnya turun sekitar 22 persen sejak awal tahun.
Microsoft diketahui terakhir melakukan PHK pada 2017 silam setelah dimulainya tahun fiskal baru. Perusahaan itu memangkas ribuan karyawan karena melakukan penyesuaian terhadap penjualan.
Sementara itu, laporan Reuters mencatat induk Facebook Meta Platform menurunkan target penambahan software engineer tahun ini dari 10.000 menjadi sekitar 6.000 hingga 7.000 orang. Insider juga melaporkan divisi ritel Amazon juga menurunkan target perekrutan pada 2022.
(dzu/sfr)