Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia melaporkan jumlah warga negaranya yang bangkrut dan menghadapi likuidasi pada semester I 2022 naik 37,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Mengutip CNN, Kamis (21/7), dari Januari hingga akhir Juni sebanyak 121.313 warga Rusia mengajukan kebangkrutan dan aset mereka dilikuidasi untuk melunasi utang.
Di antara mereka, jumlah terbanyak yang mengajukan pailit berasal dari Moskow dengan lebih dari 6.000 orang. Diikuti oleh wilayah di sekitar ibu kota, dengan lebih dari 5.600 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan itu juga mencatat dalam jangka waktu yang sama, 20.185 warga Rusia mengajukan kebangkrutan dan menjalani restrukturisasi utang.
Adapun jumlah kebangkrutan individu di negara itu hampir tiga kali lipat dari 68.980 pada 2019 menjadi 192.833 pada 2021.
Sebelumnya, warga Rusia disebut mulai melirik makanan yang lebih murah karena pendapatan turun di tengah lonjakan inflasi.
Mengutip Reuters, Selasa (19/7), peritel bernama X5 Group mengatakan daya beli masyarakat juga semakin terganggu akibat lonjakan inflasi di Rusia.
Pemerintah Rusia mencatat indeks harga konsumen naik 11,6 persen sejak awal 2022. Kemudian, inflasi sektor makanan tembus 19,5 persen secara year on year (yoy) pada kuartal II 2022.
Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan dengan posisi kuartal I 2022 yang hanya 13,5 persen.
Inflasi yang tinggi telah menjadi perhatian utama bagi banyak pihak di Rusia. Maklum, warga Negeri Beruang Merah itu disebut-sebut sudah menurunkan standar hidup sejak beberapa tahun terakhir.
(dzu/bir)