Bangladesh akan menarik utang dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengatasi kebangkrutan akibat krisis keuangan di tengah lonjakan harga energi.
Menteri Keuangan Bangladesh A.H.M Mustafa Kamal mengatakan pihaknya akan mengambil pinjaman jika persyaratan dari IMF tak merugikan negara tersebut.
"Surat sudah dikirim ke IMF untuk meminta bantuan, tapi kami belum menyebutkan berapa yang kami inginkan," ungkap Mustafa, dikutip dari channelnewsasia.com, Rabu (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Bangladesh masih menunggu balasan dari IMF terkait pengajuan utang tersebut. Namun, Mustafa tak menyebutkan secara pasti berapa potensi utang yang akan diajukan oleh Bangladesh.
"Kami menunggu untuk melihat kondisi mereka (IMF). Jika kondisi IMF mendukung negara dan sesuai dengan kebijakan pembangunan kami, kami akan melakukannya," kata Mustafa.
Sementara, mengutip AFP, ekonomi Bangladesh bergejolak karena harga energi melonjak setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Negara Asia Selatan itu telah mengalami pemadaman listrik selama beberapa pekan terakhir. Bahkan, pemadaman bisa sampai 13 jam dalam sehari.
Pemerintah Bangladesh telah meminta puluhan ribu masjid untuk membatasi penggunaan AC demi mengurangi tekanan jaringan listrik.
Selain itu, mata uang Bangladesh terus terdepresiasi, sehingga keuangan negara juga semakin tertekan. Defisit transaksi berjalan bahkan tembus US$17 miliar.
(aud/bir)