Garuda Indonesia Kembalikan 2 Pesawat Bombardier ke AS
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah mengembalikan dua pesawat Bombardier CRJ-1000 dalam rangka restrukturisasi perusahaan.
Hal ini bagian dari strategi restrukturisasi armada dan hasil tindak lanjut kesepakatan negosiasi bersama lessor pesawat Bombardier CRJ-1000, yakni Nordic Aviation Capital (NAC) serta Export Development Canada (EDC).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan pengembalian dua pesawat Bombardier CRJ-1000 dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN diberangkatkan pukul 09.00 WIB dari Bandara Soekarno Hatta menuju MHIRJ Facility Service Centre, Tucson, Arizona, Amerika Serikat (AS).
"Pengembalian armada tersebut merupakan bagian dari langkah transformasi Garuda Indonesia guna memperkuat fundamental operasional yang lebih solid dengan mengoptimalkan utilisasi armada serta penyesuaian alat produksi termasuk spesifikasi pesawat yang disesuaikan dengan segmentasi dan karakteristik pasar," ungkap Irfan dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (2/8).
Sebelum ini, Irfan mengatakan pihaknya juga telah mengembalikan satu-satunya armada Boeing 737 Max-8 dengan nomor registrasi PK-GDA kepada lessor Bocomm Leasing di Belanda.
Selain itu, Garuda Indonesia juga membuat beberapa kesepakatan dengan pihak lessor terkait perpanjangan kontrak sewa, seperti penerapan skema power by-the-hour untuk pembayaran biaya sewa pesawat.
Dengan skema itu, Garuda Indonesia akan membayar biaya sewa berdasarkan jam terbang pesawat kepada pihak lessor.
"Melalui berbagai langkah strategis tersebut, Garuda Indonesia berhasil menekan biaya sewa untuk pesawat narrow body hingga di kisaran 30 persen dan pesawat wide body hingga di kisaran 69 persen," terang Irfan.
Di sisi lain, Garuda Indonesia akan menambah operasional tiga armada B737-800 NG yang sebelumnya direlokasi oleh lessor. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan armada perusahaan yang diperkirakan mencapai 60-70 pada akhir 2022 mendatang.
(aud/sfr)