Penjualan Starbucks di China Anjlok 44 Persen Imbas Lockdown

CNN Indonesia
Kamis, 04 Agu 2022 06:48 WIB
Penjualan Starbucks di China anjlok hingga 44 persen karena pembatasan akibat covid-19. (CNN Indonesia/Wella Andany).
Jakarta, CNN Indonesia --

Penjualan Starbucks di China anjlok hingga 44 persen karena pembatasan akibat covid-19.

Mengutip CNN, Rabu (3/8), penjualan di lokasi Starbucks China yang dibuka setidaknya 13 bulan turun 44 persen. Penurunan itu terjadi dalam tiga bulan yang berakhir pada 3 Juli 2022 atau kuartal II 2022.

Penurunan ini berdampak pada merosotnya penjualan internasional yang mencapai 18 persen dalam kuartal II 2022.

Pimpinan Starbucks China Belinda Wong mengatakan China tengah menghadapi gangguan covid-19 paling parah sejak awal pandemi.

"Pembatasan mobilitas dan penguncian diterapkan lebih cepat dan dilonggarkan lebih lambat di bawah kebijakan nol-Covid China," katanya.

Ia menambahkan bahwa Shanghai, pasar terbesar Starbucks, benar-benar dikunci selama sekitar dua pertiga kuartal tersebut. Tercatat, Starbucks memiliki sekitar 5.760 gerai di Negeri Tirai Bambu, dan menunjuk ke wilayah tersebut sebagai peluang pertumbuhan merek.

"Posisi kami di pasar dan aspirasi kami untuk masa depan tidak pernah lebih besar di China," ujar CEO interim Starbucks Howard Schultz dalam panggilan telepon Selasa lalu.

Sementara itu, Wong mengatakan situasi mulai membaik ketika pembatasan covid-19 mereda. Perusahaan akan fokus pada target jangka panjang sembari menghadapi gangguan jangka pendek.

"Kami melihat peningkatan langsung dalam lalu lintas dan penjualan setelah pembukaan kembali Shanghai pada awal Juni," katanya.

Adapun Starbucks di China berencana membuka 6.000 gerai pada akhir tahun ini. Di pasar internasional lainnya, Starbucks tengah memikirkan kembali keberadaannya.

Awal tahun ini, Starbucks mengatakan akan meninggalkan Rusia untuk selamanya karena perang di Ukraina. Surat kabar Inggris Times mengatakan pada Juli bahwa Starbucks sedang mempertimbangkan apakah dapat atau harus menjual bisnisnya di Inggris.

Starbucks mengatakan pada saat itu bahwa mereka tidak terlibat dalam proses penjualan formal dan menegaskan kembali bahwa mereka ingin tetap berada di wilayah tersebut.

Di Amerika Serikat, di mana perusahaan sedang berjuang untuk membangun upaya serikat pekerja, penjualan telah tumbuh. Penjualan di toko-toko AS yang dibuka setidaknya 13 bulan melonjak 9 persen pada kuartal tersebut.

Meskipun penurunan di China, investor senang dengan hasil perusahaan secara keseluruhan. Saham Starbucks (SBUX) melonjak hampir 2 persen usai jam kerja pada Selasa lalu.



(dzu/sfr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK