Jepang Akan Gelontorkan Bantuan dan Investasi Rp446 T ke Afrika

Jepang akan memberikan bantuan dan investasi senilai US$30 miliar atau Rp446,6 triliun ke Afrika, dan akan diberikan selama tiga tahun ke depan, untuk melawan pengaruh China di benua tersebut.

Bantuan yang berasal dari berasal dari sektor publik dan swasta itu meningkat dari sebelumnya US$20 miliar yang dijanjikan Jepang kepada negara-negara Afrika pada 2019.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menekankan bahwa negaranya akan tumbuh bersama Afrika.

"Pada dasarnya kami mencapainya selama tiga tahun terakhir", kata Kishida mengutip SCMP, Senin (29/8).

Janji tersebut dipandang sebagai upaya Tokyo untuk membedakan dirinya dari China yang dikritik oleh AS dan beberapa negara Barat karena membebani negara-negara Afrika dengan pinjaman.

Jepang meluncurkan Tokyo International Conference on African Development (TICAD) pada 1993 untuk menghidupkan kembali minat di Afrika dan menemukan bahan baku untuk industri dan pasar untuk produk-produknya.

Sekitar satu dekade kemudian, China mulai mengadakan Forum Kerjasama China-Afrika, pada saat Jepang sedang berusaha untuk membangun kembali ekonominya yang sedang terpuruk.

Sementara itu, total perdagangan Jepang dengan benua itu hanya sebagian kecil dari perdagangan Afrika dengan China. Pada 2020, ekspor Afrika ke Jepang mencapai US$8,6 miliar, sedangkan impor Afrika dari Jepang sekitar US$7,9 miliar. Sebagai perbandingan, total perdagangan dua arah China dengan benua itu mencapai US$254 miliar tahun lalu.

Presiden China Xi Jinping menjanjikan US$40 miliar pinjaman dan investasi untuk Afrika pada tahun lalu dan berjanji untuk meningkatkan impor dari benua itu menjadi US$300 miliar dalam tiga tahun.

Kishida mengumumkan bahwa Tokyo akan membantu negara-negara Afrika dengan restrukturisasi utang dan memberikan pinjaman senilai sekitar US$5 miliar dengan berkoordinasi bersama Afrika.

Kishida juga mengumumkan tambahan US$4 miliar untuk mempromosikan Inisiatif Pertumbuhan Hijau Jepang. Selain itu, Kishida mengatakan Tokyo akan bekerja untuk memastikan pengiriman biji-bijian ke Afrika di tengah kekurangan global pada saat tatanan internasional terancam setelah Rusia menginvasi Ukraina.

[Gambas:Video CNN]